Monday, September 25, 2006

Hadiah dari Pengharapan

Baru semalam tadi kulihat gadis itu


Duduk menunggu di mejanya


Memainkan sendok dan garpunya di sisi piring


Tanpa menyentuh hidangan di hadapannya


 


Sejenak terpaku melihat jam tangannya


Sebelum dia mengulurkan tangannya


Menghantar sesendok mentimun keraguan


Berbaur dalam rasa hambar di lidahnya


 


Tangannya terulur menggenggam leher gelas


Seteguk cairan manis dengan serat harapan mengaliri dahaganya


Namun sedetik kemudian dia kembali terdiam


Memandangi pantulan wajahnya sendiri di gelas kaca


 


Hela nafasnya seakan menghentikan waktu


Sebelum akhirnya dia memutuskan untuk menikmati makanannya


 


Suapan pertama… masih terasa hambar


Garam pun berkejaran diaduk di dalamnya


Suapan kedua… masih ada yang kurang


Gelapnya rasa manis bergabung dalam untaiannya


 


Sesaat saja sebelum gigitan terakhir…


Kembali dia menelan setengah gelas minumannya


Membasuh bibirnya yang sedikit berantakan


Sampai tak kusangka dia sedang menoleh ke arahku


 


Perlahan senyumnya mengembang


Walau matanya masih membiaskan tanya


Aku melangkah maju dan bersandar di mejanya


Memperlihatkan hadiah sederhana yang membuatnya berbinar


 


Apa yang kubawa untuknya?


Semangkuk ice cream coklat kesukaannya yang aku tahu akan menenangkannya


Dan siapa aku?


Aku hanya kurir dari tuanku yang bernama Pengharapan…

No comments:

Post a Comment