Wednesday, November 8, 2006

Masih Ada Hari


Tangisan dari bibir mungilmu


Ukirkan berjuta senyuman yang menyambutmu


Rapuhnya tubuhmu disangganya dalam dekapan


Terbayar sudah lama penantiannya


 


Tangan yang besarkanmu dengan lembut


Nyanyian yang membalutmu dalam damai


Tawa yang iringi tingkah langkahmu


Doa yang tak putus bagai malaikat penjagamu


 


Perlahan...


Kau membaur dengan sebayamu


Berusaha dapatkan rangkulan mereka


Hingga kekasih2 masa kecilmu terabaikan


 


Tahukah kamu?


Saat itu nuranimu belum terasah sempurna


Kau terseret dan terjatuh


Kebingungan dan tersesat


Namun kau tak menyadarinya....


“Asal aku tidak sendirian”, katamu...


 


Tahukah kamu?


Ketika itu pemikiranmu belum selaras dengan hati


Kau tenggelam dalam cinta yang semu


Tertipu dan kecewa


Dan kau pun membalasnya kepada semua orang


Bahkan kepada dirimu sendiri


 


Kau tidak peduli lagi


Mana yang benar dan mana yang salah


Terpekur di tengah putaran roda kehampaan


“Tak ada lagi artinya”, teriakmu dalam hening


 


Dunia terus berputar


Kadang dengan kecepatannya yang tak terbendung


Orang datang dan pergi


Dan kau hanyut... terpaku sejenak sebelum mati rasa


 


Redupkah sinar matamu?


Ragamu terbaring lemah saat kau tersadar...


Detik-detik bagai berjalan lambat


“Belum berakhirkah?”, bisikmu nanar...


 


Tetesan air mata jatuh tepat di wajahmu


Saat kekasihmu menggenggam batang tanganmu


Matanya berbahasa ketika kasihnya memelukmu


“Bangkitlah... Masih ada waktu...”


 


Selama nadi belum berhenti


Sadarkan diri bahwa masih ada kesempatan


Walau hanya sehari...

4 comments: