Tuesday, January 30, 2007

Triangular Love


Ada banyak alasan orang untuk menikah. Ada yang bilang bahwa pasangannya enak diajak bicara. Ada yang bilang pasangannya sangat perhatian. Ada yang bilang merasa aman dekat dengan pasangannya. Ada yang bilang pasangannya macho atau sexy. Ada yang bilang pasangannya pandai melucu. Ada yang bilang pasangannya pandai memasak. Ada yang bilang pasangannya pandai menyenangkan orang tua. Pendek kata kebanyakan orang bilang dia COCOK dengan pasangannya.


 


Ada banyak alasan pula untuk bercerai. Ada yang bilang pasangannya judes, bila diajak bicara cenderung emosional. Ada yang bilang pasangannya sangat memperhatikan pekerjaannya saja, lupa kepada orang-orang di rumah yang setia menunggu. Ada yang bilang pasangannya sangat pendiam, tidak dapat bertindak cepat dalam situasi darurat, sehingga merasa kurang terlindungi. Ada yang bilang pasangannya kurang menggairahkan. Ada yang bilang pasangannya gak nyambung kalau bicara. Ada yang bilang masakan pasangannya terlalu asing atau terlalu manis. Ada yang bilang pasangannya tidak dapat mengambil hati mertuanya. Pendek kata kebanyakan orang bilang bahwa dia TIDAK COCOK LAGI dengan pasangannya.


 


Kebanyakan orang sebetulnya menikah dalam ketidakcocokan. Bukan dalam kecocokan. Dr. Paul Gunadi menyebut kecocokan-kecocokan diatas sebagai sebuah ilusi pernikahan. Dua orang yang pada waktu pacaran merasa cocok tidak akan serta merta berubah menjadi tidak cocok setelah mereka menikah.


 


Ada hal-hal yang hilang setelah mereka menikah, yang sebelumnya mereka pertahankan benar-benar selama pacaran. Sebagai contoh, pada waktu pacaran dua sejoli akan saling memperhatikan, saling mendahulukan satu dengan yang lain, saling menghargai, saling mencintai. Lalu apa yang dapat menjadi pengikat yang mampu terus mempertahankan sebuah pernikahan, bila kecocokan-kecocokan itu tidak ada lagi? Jawabannya adalah KOMITMEN.


 


Seorang kawan saya di Surabaya membuat sebuah penelitian, perilaku selingkuh kaum adam pada waktu mereka dinas luar kota dan jauh dari anak / isterinya. Apa yang membuat pria-pria tersebut selingkuh tidak perlu dijabarkan lagi.Tetapi apa yang membuat pria-pria tersebut bertahan untuk tidak selingkuh? Jawaban dari penelitian tersebut sama dengan diatas yaitu :


 


KOMITMEN


 


Hanya komitmen yang kuat mampu menahan gelombang godaan dunia modern pada waktu seorang pria berada jauh dari keluarganya. Begitu pula sebaliknya, pada kasus wanita yang berselingkuh.


 


Komitmen adalah sebagian dari cinta. Dalam definisi seorang psikolog kenamaan bernama Sternberg, dia menyebutnya sebagai "triangular love" atau segitiga cinta dimana ketiga sudutnya berisi : Intimacy (keintiman), Passion (gairah) dan Commitment (komitmen). Sebuah cinta yang lengkap dalam sebuah rumah tangga selayaknya memiliki ketiga hal diatas.


 


Intimacy atau keintiman adalah perasaan dekat, enak, nyaman, ada ikatan satu dengan yang lainnya.


 


Passion atau gairah adalah perasaan romantis, ketertarikan secara fisik dan seksual dan berbagai macam perasaan hangat antar pasangan.


 


Commitment atau komitmen adalah sebuat keputusan final bahwa seseorang akan mencintai pasangannya dan akan terus memelihara cinta tersebut "until death do us apart".


 


Itulah segitiga cinta karya Sternberg yang cukup masuk akal untuk dipelihara dalam kehidupan rumah tangga. Bila sebuat relasi kehilangan salah satu atau lebih dari 3 unsur diatas, maka relasi itu tidak dapat dikatakan sebagai cinta yang lengkap dalam konteks hubungan suami dan isteri, melainkan akan menjadi bentuk-bentuk cinta yang berbeda.


 


Sebagai contoh :


 


Bila sebuah relasi hanya berisi intimacy dan commitment saja, maka relasi seperti ini biasa disebut sebagai persahabatan.


 


Bila sebuah relasi hanya bersisi passion dan intimacy saja tanpa commitment, maka ia biasa disebut sebagai kumpul kebo.


 


Bila sebuah relasi hanya mengandung passion saja tanpa intimacy dan commitment, maka ia biasa disebut sebagai infatuation (tergila-gila)


 


Nah, bagaimana bentuk cinta anda... ???


 


Sumber: email/unknown

15 comments:

  1. mene ketehe ... jomblo nech ... hehehehe

    ReplyDelete
  2. eh jd mo koment yg agak ga nyambung dikit nech ....
    ehm impian g klo berkeluarga nanti..pengen bgt punya satu ruangan kecil dlm rumah tuk ibadah hem bikin mezbah keluarga gitu d.. dimana g,suami n anak* g bisa berdoa bersama* setiap harinya ...

    klo skr g bisa doa bareng kluarga cuma klo ada acara* tertentu aja hikshiks..kaya ultah,natal,thn baru hikshiks.. mo ajak doa bareng setiap hari.. ga enak ati krn g anak paling kecil dlm kluarga..:(

    ReplyDelete
  3. hadiiirr njiee ...ada apa panggil* gw wkwkwkwkk....

    ReplyDelete
  4. Bosen ga siy berfilosofi tentang cinta mulu? Huehehe... beli coklat yuk... huehehe....

    ReplyDelete
  5. ho oh Fay...cinta itu kalo teori doang mbe tein

    ReplyDelete
  6. wkwkwkwk....iya tuh Peng; maksud na mem-be-te in huaa...ha50x...tulisan jowo nya mbe tein tooh njiee

    ReplyDelete
  7. dui dui
    komitmen, gw bangga, terakhir gw pacaran, 2 tahun gw ga tertarik ama pria manapun juga. ga ada yg nafsuin acan acan, only him, until Geledek Murka Tuhan memisahkan kami berdua :D (prestasi lo buat gw biasanya cuma 6 bulan doang)

    ReplyDelete
  8. kirain ada kambing lewat ...
    mbeeeee mbeeee

    ReplyDelete