Sunday, June 17, 2007

A Woman Who Said Nothing - Hanna Carol

Salah seorang wanita yang saya kagumi dan menginspirasi saya adalah Maria, ibu Yesus. Walaupun tidak banyak yang bisa saya temukan mengenai pribadinya di dalam Alkitab, akan tetapi saya banyak belajar dari karakternya. "Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibuNya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya." (Luk 2:51)

Sebagi seorang ibu, saya percaya bahwa Tuhan akan melindungi dan menolong anak-anak saya untuk menjadi manusia yang berhasil. Setiap kali saya berdoa bagi mereka, Roh Kudus selalu memberikan ketenangan dan kepastian atas covenant Tuhan bagi mereka. Saya menyimpan janji Tuhan atas anak-anak saya di dalam hati. Pribadi yang paling mengenal seorang anak adalah ibunya. Pribadi yang paling banyak berbagi mimpi dan harapan dengan seorang anak juga adalah ibunya. Oleh karena itu kita bukan hanya menyimpan janji Tuhan di dalam hati kita, tapi juga pengharapan kita terhadap kesuksesan anak-anak.

Maria menyimpan janji Tuhan di dalam hatinya akan Mesias yang ia lahirkan. Selama 33 tahun ia di-salah mengertikan oleh lingkungannya karena dianggap telah melahirkan seorang anak haram. Akan tetapi ia tetap teguh pada keyakinannya. Dapatkan saudara membayangkan apa yang ia pikirkan dan yang ia rasakan pada saat ia menemukan kenyataan bahwa Sang Mesias ternyata malah ditangkap, diadili, dipermalukan, disiksa, dan pada akhirnya harus mati secara mengenaskan di atas kayu salib? Apalagi bagi Maria, Yesus bukan hanya Seorang Mesias. Yesus adalah anak yang dikandungnya, dilahirkannya, dan yang diasuhnya dengan penuh kasih sayang.

Bukankah itu cuma membuktikan bahwa tudingan atas dirinya benar? Akan tetapi Maria tetap percaya akan janji Tuhan dan di atas semuanya itu ia percaya kepada Anaknya, Yesus. Makanya Alkitab mencatat bahwa Maria berada dekat dengan salib Yesus. She was with Him until the very last moment. Saya bisa membayangkan bahwa 3 hari sebelum kebangkitan Yesus terasa seperti 3 abad bagi Maria. Sampai pada hari kebangkitan Yesus, barulah ia bisa membuktikan kepada dunia bahwa janji Tuhan yang selama ini ia simpan dalam hatinya adalah benar. Tidak perlu perkataan apapun untuk membela dirinya karena kebenaran akan Yesus Sang Mesias yang telah bangkit dan mengalahkan maut berbicara lebih banyak.

Sama seperti Tuhan Yesus yang membutuhkan ibuNya untuk percaya kepadanya dan berdiri dekat denganNya untuk memberi kekuatan serta keyakinan, demikian pula dengan anak-anak kita. Mereka membutuhkan ibu mereka untuk percaya kepada mereka (believe in them). Untuk percaya akan mimpi-mimpi mereka, bahkan ikut bermimpi bersama mereka Untuk berdiri tegak di samping mereka pada saat dunia salah mengerti atau bahkan menghakimi mereka. Seringkali dunia salah mengerti mengenai anak-anak, mereka dianggap nakal padahal mungkin mereka hanya lebih aktif dibandingkan dengan teman-temannya. Mereka dianggap anti sosial padahal mungkin mereka adalah anak-anak yang sangat pemalu.

Don't get me wrong, saya tidak mengatakan bahwa anak kita yang paling benar dan semua pendapat orang lain adalah salah. But my point is that we know our children better than everyone else. Why? Because we can see beyond what he/she is today. We have faith in them. We have hope in them. We know for sure that God is not through with them and they are not thereyet. They will become a better person each day. And many times we cannot share what we have in our heart with everyone. Just like Mary, I think we have to conceive God's promise until it comes to pass. And until it happen we have to stand strong beside our children to give them support and strength to face the world.

Mothers, your children need you. Not only to take care of them but to stand by them at all times. To tell them it is ok when the world comes with condemnation. To tap their shoulders when the world doesn't care. To celebrate them when the world said it wasn't good enough. And finally, we need to be in our best shape for our children. They don't need a burnt out martyr. So, just like Mary, we need to stand firm and take good care of ourselves. And the grace of the Lord Jesus Christ, and the love of God, and the communion of the Holy Spirit be with you all. Amen (2Kor 13:14).   

Sumber: Breaking News JPCC

No comments:

Post a Comment