Terinspirasi dari salah satu kotbah yang pernah aku denger, ama juga dari sesi foto-foto kemaren sore (aku ama Rian foto-foto maksa di kosnya Kezia hihihi... fotografernya Ronny hehehe.... abiz belon punya foto berdua hehehe...), makanya ni aku kasih judul "The Kodak Moments".
Kalo mau di foto, tentu kita bakal nampilin kondisi kita yang terbaik kan? Ga mungkin kita rela difoto kalo pas baru bangun tidur atau waktu rambut masih acak-acakan. Kita pasti siap-siap dulu sebelon difoto, mulai dari persiapan yang simple (sekedar ngerapiin rambut 'n ngelap muka yang udah rada berminyak) sampe persiapan yang heboh (milih kostum, dandan komplit, cari background yang oke, dll). Trus, pas difoto, kita pengen menampilkan satu kesan yang jelas, entah itu bahagia, funky, gila, cool, dll... Bisa dikatakan hampir semua foto yang dicetak atau foto yang udah jadi itu selalu menampilkan bagian atau sisi yang terbaik dari seseorang.
But the fact is... our life isn't work that way... "The kodak moments" yang ditampilkan di foto-foto itu cuman saat-saat yang "bagus" atau "indah", yang ga mewakili saat-saat di sepanjang kehidupan kita. Our life journey is more colourful... sometimes it's bright, sometimes it's dark, sometimes it's easy, sometimes it needs more effort...
Tapi ada sebagian orang yang berpikir kalo hidup itu seharusnya sama kayak "the kodak moments", hidup mereka harus selalu terlihat "indah" dan "sempurna" seperti yang terlihat dari foto-foto. Salah satu contohnya, most of us kalo liat foto-foto seleb atau tayangan mereka di TV atau film atau video klip musik, pasti keliatan "indah" baik dari segi penampilan (ya iyalah, kalo di majalah pasti semua foto/gambarnya udah diedit biar keliatan mulus 'n lebih "indah") atau dari segi cuplikan kehidupan mereka yang diliput. It's their best performance. Kita jadi ngebayangin pasti kehidupan mereka juga "indah", atau paling nggak pasti bedalah, ga kayak kita. Pernah nggak mikir kayak gitu? Aku pernah dulu waktu masih polos hehehe... Padahal basicly kehidupan mereka ga jauh beda ama kita, ya yang paling gampang ajalah, kalo tidur mungkin sama-sama ngorok, bangun tidur sama-sama kadang belekan matanya, jerawatan juga kadang,... it's just the same rite? hehehe...
Tapi buat sebagian orang yang terlalu mengagungkan "the kodak moments", it feels so real. Akibatnya kita jadi gampang menyalahkan situasi, orang lain, 'n juga mungkin diri kita sendiri kalau kehidupan kita tidak seindah yang terlihat dalam "the kodak moments". Padahal "the kodak moments" itu hanya satu cuplikan atau potongan dari kehidupan kita yang terekspos.
Kenyataannya... kita menghadapi dan menjalani banyak hal, yang ga semuanya "indah" kalo difoto... Tapi, kita masih bisa bersyukur buat semuanya itu, coz kita ga berjalan sendirian, kita berjalan bareng Dia... Coz He had promised that He can work through all circumstances to shape us, to make us more mature, and for our own sake... coz He knows better than us...
Freezing moments = kodak moments
ReplyDeleteSetidaknya kita punya cuplikan gambar yang suatu saat nanti dapat dikenang
yupe, freezing moments = kodak moments hehehe...
ReplyDelete