Tujuan dari Keluarga
Banyak orang sekarang yang berkata bahwa konsep keluarga ketinggalan jaman, tidak relevan. Beberapa orang bahkan berkata bahwa kita perlu untuk menghilangkan ide untuk mempunyai keluarga karena hal tersebut tidak berguna lagi. Di negara paling besar di dunia, dimana negara lain ingin mengimitasinya, Amerika Serikat :
* 500 % kekerasan rumah tangga meningkat. Meningkat dua kali lipat.
* tingkat kemiskinan anak-anak dari 15% menjadi 22 %
* pernikahan bukan lagi sesuatu yang sakral
* orang-orang lebih mengutamakan individualisme, pilihan personal dan kebebasan pribadi. Keegoisan dan kekeras kepalaan itulah yang mematikan keluarga. "Saya ingin melakukan yang terbaik bagi saya, saya mau mengembangkan karir saya, saya punya hidup saya sendiri, kamu punya hidup kamu sendiri"
Sekarang saya ingin menjelaskan kenapa keluarga itu penting, mengapa
ayah begitu penting.
Apa tujuan pembentukan keluarga:
Kita lihat di awal Alkitab, yaitu Kejadian 2:18 TUHAN Allah berfirman:
"Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
Apa arti dari semuanya itu? Artinya keluarga merupakan ide dari Allah sendiri. Ketika Tuhan menciptakan Adam, Adam berada dalam lingkungan yang tanpa stress, lingkungan yang sempurna, tidak ada kesakitan. Tapi Allah tetap menciptakan istri. Artinya kita diciptakan untuk berhubungan. Tidak peduli apakah kita sudah menikah atau belum. Kita memerlukan persahabatan. Oleh sebab itu salah satu ketakutan terbesar manusia adalah jika dia terisolir dari orang lain.
Keluarga adalah tempat perlindungan dari badai. Banyak orang menganggap keluarga seperti hotel. B&B – Bed and Breakfast. Tetapi Alkitab berkata keluarga lebih dari itu. Keluarga adalah tempat untuk mengungsi dan tempat kita merasa aman dari badai.
Ada tiga badai besar yang digarisbawahi disini:
1. Badai perubahan. 70 % orang di dunia menolak perubahan. Tapi kita hidup dalam era yang banyak perubahan. Semakin banyak perubahan yang terjadi, semakin stress kita jadinya. Kita perlu tempat pelabuhan dimana kita merasa aman.
2. Badai kesalahan. Tidak ada yang menang setiap saat. Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan. Kesalahan dan kekalahan menjadi lebih mudah diatasi ketika kita mempunyai keluarga yang menopang dan menyemangati.
3. Badai penolakan dan badai kritik. Psikiatris berkata bahkan bayi yang ada di kandungan juga dapat merasakan penolakan. Penolakan tersebut dapat membuat kerusakan dini. Pengkhotbah 4:12 Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar (keluarga) tak mudah diputuskan. Keluarga menjadi pendengar yang setia, keluarga memberikan afeksi personal. Penelitian membuktikan jika seorang bayi dalam 24 jam tidak merasakan sentuhan ibunya, bayi itu tidak akan tumbuh normal secara sosial. Keluarga memberikan pengharapan dan motivasi.
Keluarga adalah tempat pusat belajar tentang kehidupan
1. Tempat anak-anak mempelajari skill-skill dasar seperti berjalan, makan, membaca, menulis, dll.
2. Tempat pendisiplinan dan pembentukan anak. Orang tua mempunyai tanggung jawab tersebut. Jika Anda mengasihi mereka, bentuklah dan disiplinkan mereka. Jangan memanjakan dan akhirnya merusak masa depan mereka.
3. Tiga tahap pembentukan anak: Kontrol dari orang tua (memberitahu kepada mereka apa yang perlu dilakukan) -> Kontrol dari diri sendiri (ada saat dimana mereka sudah dewasa dan mengontrol diri mereka sendiri) -> Kontrol dari Tuhan
4. Tempat bertumbuh dalam keuangan, intelektual, dan sosial. Lukas 2:52 Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia. Kemampuan untuk bersosialisasi dengan orang lain adalah skill yang sangat penting. Kita mempelajari kemampuan sosial di keluarga kita.
Kesuksesan didasarkan dengan bagaimana kita dapat bersosialisasi dengan baik dengan orang lain. Hubungan yang sehat membutuhkan usaha, kejujuran, integritas, dan transparansi. Perlu rasa memaafkan yang besar. Bagaimana untuk menyelesaikan konflik. Kolose 3:18. Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. 3:19 Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. 3:20 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan. 3:21 Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya. 3:22 Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.
5. Anak-anak kita dipengaruhi oleh teladan bukan oleh kata-kata. Karakter yang baik datang dari keluarga kita. Banyak dari kita dibesarkan di keluarga dimana ayah dan ibu kita yang berteriak satu sama lain tiap saat, anak kita akan tumbuh dengan persepsi bahwa untuk bertahan hidup diperlukan agresi. Ada istilah seperti ayah
seperti anak. Banyak orang yang berkata "Aku tidak akan sama seperti mama saya". Dan....lihatlah kemudian banyak yang akhirnya persis menjadi seperti mamanya.
6. Kita belajar nilai-nilai tentang kehidupan dari keluarga kita. Nilai kehidupan, nilai kekayaan, nilai kesuksesan dan juga nilai sex. Kita berhadapan dengan anak-anak yang kecanduan dengan pornografi di gereja kita. 99% dari mereka melihat ayah mereka membaca majalah playboy dan film porno.
7. Buat keputusan sekarang juga bahwa dari generasi saya, saya akan mematahkan belenggu dan meneruskan karakter yang baik ke anak kita. Ulangan 6:6 Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, 6:7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.
Keluarga adalah tempat untuk bermain. Keluarga seharusnya merupakan habitat yang menyenangkan
1. Tempat untuk mengadakan "pesta" Amsal 5:18 Diberkatilah kiranya sendangmu, bersukacitalah dengan isteri masa mudamu
2. Rumah Anda seharusnya menjadi tempat bermain yang menyenangkan bukan tempat pertempuran.
3. Keluarga yang sehat adalah keluarga membuat hidup menjadi lebih hidup dan menyenangkan.
4. Keluarga adalah tempat yang dipersiapkan untuk pelayanan misi. 1 Timotius 3:1. Benarlah perkataan ini: "Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah." 3:2 Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang, 3:3 bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang, 3:4 seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya. 3:5 Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah? 3:8. Demikian juga diaken-diaken haruslah orang terhormat, jangan bercabang lidah, jangan penggemar anggur, jangan serakah, 3:9 melainkan orang yang memelihara rahasia iman dalam hati nurani yang suci. 3:10 Mereka juga harus diuji dahulu, baru ditetapkan dalam pelayanan itu setelah ternyata mereka tak bercacat. 3:11 Demikian pula isteri-isteri hendaklah orang terhormat, jangan pemfitnah, hendaklah dapat menahan diri dan dapat dipercayai dalam segala hal.
Cara kita memperlakukan anggota di keluarga kita, merupakan indikasi bagaimana kita memperlakukan orang lain. Keluarga seharusnya merupakan team.
Apakah kita menginginkan keluarga yang kuat?
Bangunlah kerja sama tim dalam keluarga. Bangun menara doa sehingga ada kesepakatan rohani di keluarga.
Jika Anda adalah seorang ayah, nomor satu prioritas di kehidupan Anda adalah hubungan dengan Tuhan, yang kedua adalah dengan istri Anda, yang ketiga anak Anda perlu merasakan kasih yang mengalir dari diri Anda.
Sumber: milis terang dunia
Artikel berseri nya baguuss banget ^^
ReplyDeleteThanks for sharing.. GBU...
Iya dari milis hehehe...
ReplyDelete