Thursday, August 30, 2007

Sibuk...

Belakangan ini aku ga sempet lagi nulis blog... Soalnya kudu lebih konsen lagi ke kerjaan... Rabu kemaren ada meeting ama big bozz juga, semua Page Manager disuruh buat laporan tentang page-nya masing-masing... yang laen punya tim yang bisa diajak rembukan, sementara aku sendirian pegang page health ama forum, ga punya tim... Jadi asli aku bingung ntar di meetingnya mo ngomong apaan, baru nulis-nulis catetan tuh beberapa saat sebelon meeting. Aku bilang ke Dia kalo aku beneran ga siap... beneran SOS...

Eh ternyata... hihihihi... Dia emang tau kalo aku ga siap jadi waktu nyiapinnya diperpanjang hehehe... Big Bozz ga bisa meeting lama-lama, jadinya aku belon kebagian giliran ngomong dia dah harus cabut... Jadinya meeting dilanjutin Senen depan... Phewww... hihihi... Thanx a lot God hehehe... Tadi aku dah ngobrolin ama Yoel 'n dah bikin notes, paling besok mau aku rapihin 'n ketik, jadi Senen aku dah siap meeting huehehe.... kayak apa aja... tapi beneran loh aku grogi 'n binun mo ngebahas apa... Gara-gara sebelon ini waktu masih ada kak Nael (dulu dia penanggung jawab jawaban.com -sekarang dia dah resign) itu dia yang biasa ikut-ikut meeting 'n ngomong di depan big bozz. Kalopun aku ikut meeting paling cuman dengerin doang... This is the first time... jadinya panik abiez hehehe... But again, He knows it 'n gave me more time to prepare what I have to prepare hehehe...

Aku ga tau kapan nulis blog lagi, cuman kalo meeting dah kelar kayaknya masih bisa deh disambi bentar buat nge-blog... Ini jadi tegang 'n butuh lebih banyak fokus gara2 mikir bahan meeting 'n planning ke depan... SOS, butuh WebContent lagi niyyyy....

Sunday, August 26, 2007

Lontong Mie

Ingredients:
- 1 ons mie kering, rendam air panas
- 2 sdm margarin, untuk menumis
- 2 ons wortel, potong dadu
- 2 ons ayam, cincang
- 5 bh sosis
- 3 btr telur, kocok
- 2 siung bawang putih, haluskan
- 1 tangkai daun bawang, iris halus
- 2 sdm kecap ikan
- Garam, merica secukupnya
- Daun pisang secukupnya

Directions:
- Panaskan mentega, tumis bawang sampai harum, masukkan wortel, ayam, tambahkan irisan daun bawang, kecap ikan, garam dan merica. Tumis semua bahan hingga matang.
- Setelah matang masukkan mie dan telur kocok, aduk rata dengan api sedang. Angkat dan dinginkan.
- Daun pisang disiapkan selembar, taruh diatasnya 2 sdm adonan, lalu sosis ditaruh ditengah dan tutup lagi dengan adonan.
- Bungkus adonan dengan daun pisang, ikat rapi dengan tali rafia.
- Kukus ± 25-30 menit.
- Hidangkan dengan saos sambel.

Lontong Balap


Ingredients:
- 5 bh lontong, potong-potong
- 200 gr taoge, seduh air panas, tiriskan
- 1 bh tahu putih, goreng
- bawang goreng

Haluskan:
- 3 siung bawang putih
- 1/2 sdt ketumbar, sangrai
- 1/2 sdt garam
- 1/2 sdt gula pasir

Lento:
- 75 gr kacang tolo, rendam sampai lunak, tiriskan
- 30 gr tepung sagu

Kuah:
- 2 sdm minyak goreng
- 6 bh bawang merah, iris tipis
- 3 siung bawang putih, iris tipis
- 1 ltr air kaldu
- 1 sdt garam
- 1 sdt lada bubuk
- 5 cm jahe, memarkan

Sambal petis (haluskan):
- 15 bh cabai rawit merah, rebus
- 3 siung bawang putih, rebus
- 2 sdm petis udang
- 1 sdt garam
- 5 sdm kecap manis

Directions:
1. Buat lento: rebus kacang tolo sampai empuk, lalu tumbuk kasar. Masukkan tepung sagu dan bumbu halus, aduk rata. Ambil 1 sdm adonan, bentuk bulat lonjong lalu goreng sampai matang, sisihkan.
3. Buat kuah: tumis bawang merah dan bawang putih sampai harum, masukkan ke dalam air kaldu. Didihkan bersama garam, lada, dan jahe.
4. Sajikan dalam mangkok lontong, taoge, tahu, lento, dan sambal petis, lalu beri kuah dan taburi bawang goreng.

Lontong Sayur


Ingredients:
5 buah lontong (siap pakai)

BAHAN SAYUR :
- 200 gram labu siam, dipotong sebesar korek api
- 150 gram nangka muda, dipotong kecil-kecil
- 2 lembar daun salam
- 2 batang serai, dimemarkan
- 2 cm lengkuas, dimemarkan
- 2 sendok makan minyak goreng
- 5 buah tahu goreng siap pakai
- 1250 ml santan
- 2 sdm minyak goreng untuk menumis

BUMBU HALUS :
- 4 buah cabai merah
- 6 buah bawang merah
- 2 siung bawang putih
- 3 butir kemiri, sangrai
- garam secukupnya

Pelengkap :
- Telur balado
- Krupuk kanji
- Bawang goreng

Directions:
1. Panaskan minyak goreng, tumis bumbu halus, daun salam, lengkuas, dan serai hingga harum.
2. Tambahkan labu siam dan nangka muda, aduk sampai layu.
3. Tuangkan santan kemudian masak sambil sesekali diaduk diaduk sampai bumbu meresap dan sayur matang. Masukkan tahu goreng, aduk perlahan dan biarkan tahu terendam kuah sayur, masak sekitar 5 menit. Angkat.
4. Potong-potong lontong sesuai selera lalu siram dengan sayur labu siam dan taruh 1 potong tahu, 1 buah telur balado, krupuk lalu taburi dengan bawang goreng. Sajikan panas-panas.

Tahu Tek - Sedap Sekejap


Ingredients:
- 2 bh tahu putih, potong dadu 2 cm
- 2 bh kentang, kupas, potong dadu 2 cm
- 50 gr tempe, potong dadu 2 cm
- 75 gr taoge, seduh air panas sampai lunak, tiriskan
- 100 gr kol putih, iris halus
- minyak goreng

Pelengkap:
- bawang goreng
- kerupuk bawang

Bumbu:
- 7 bh cabai rawit merah
- 1 sdt garam
- 75 gr kacang tanah goreng
- 2 sdm petis udang
- 1 sdt gula merah iris
- 100 ml air

Directions:
1. Panaskan minyak goreng, goreng masing-masing tahu, kentang, dan tempe sampai matang. Angkat dan tiriskan.
2. Haluskan cabai rawit, garam, dan kacang tanah. Tambahkan petis dan gula merah, haluskan sambil ditambahkan air, aduk rata.
3. Susun dalam piring saji: tahu, kentang, tempe, taoge, dan kol, beri bumbu petis. Taburi bawang goreng dan beri kerupuk.

Sate Sosis


Ingredients:
- 10 bh sosis potong jadi 3 bagian
- 100 gr bawang bombai, cincang halus
- 2 siung bawang putih, cincang halus
- 1 sdm kecap inggris
- 2 sdm saus tomat
- 2 sdm kecap manis
- ½ sdt garam
- ½ sdt lada

Directions:
1. Tumis bawang bombai dan bawang putih sampai harum.
2. Masukkan sosis sapi, kecap inggris, dan saus tomat. Tambahkan kecap manis, garam, dan merica, aduk rata, sampai bumbu meresap.
3. Tusuk setiap 3 buah sosis dalam satu tusuk sate.
4. Bakar diatas bara api sampai harum.

Semur Telur Dadar


Ingredients:
Bahan Telur Dadar:
- 4 butir telur
- garam secukupnya
- minyak sayur untuk menggoreng

Bahan Bumbu Semur:
- 2 buah cengkih
- 1 buah tomat, potong dadu
- 150 ml air
- minyak sayur untuk menumis

Haluskan:
- 3 siung bawang putih
- 3 butir kemiri
- 1 sdt merica
- 1 sdt ketumbar
- 1 cm jahe
- 1 sdt pala

Directions:
- Kocok telur bersama garam sampai berbuih
- Panaskan minyak, buat dadar 2 buah dengan api besar
- Angkat, tiriskan, gulung dan potong-potong, tata pada piring

Untuk bumbu semur:
- Tumis bumbu halus sampai harum
- Masukkan tomat dan cengkih, aduk sampai tomat layu
- Tambahkan air, didihkan sambil diaduk sekitar 2 menit
- Siramkan pada telur dadar, sajikan hangat

Lotek


Ingredients:
(Bisa ditambah dan dikurangi sesuai selera)
- 5 lonjor kacang panjang, potong 2 cm
- 1 buah wortel, kupas, iris korek api
- 1 buah labuh sayur, kupas, iris korek api
- kangkung, sesuai selera, siangi, potong2
- daun ubi jalar, sesuai selera, siangi potong2
- 10 buah buncis, potong 2 cm
- 3 lembar kol, iris
- 1 potong kecil kentang atau ubi rebus
- 1 sdt air asam
- 100 ml air matang
- 2 sdm bawang goreng

Bumbu kacang:
- 100 gr kacang tanah, goreng
- 2 buah cabe rawit
- 1/2 cm kencur
- garam secukupnya
- 1/2 sdt gula merah

Directions:
1. Cuci bahan sayur, kukus sampai empuk
2. Haluskan bumbu kacang bersama kentang/ubi, tambahkan air asam, dan seduh dengan 100 ml air matang
3. Aduk sayur bersama bumbu kacang
4. Sajikan ditaburi bawang goreng

Perkedel Wijen


Ingredients:
- 500 gr kentang, goreng, sisihkan
- 100 gr biji wijen sangrai
- 1 batang bawang daun
- 1 butir kuning telur
- 1 sdt minyak wijen
- 1 sdt garam
- 1 butir putih telur, kocok ringan
- minyak goreng untuk menggoreng

Bumbu halus:
- 1/2 sdt merica
- 3 siung bawang putih
- 3 siung bawang merah

Directions:
1. Aduk semua bahan dengan bumbu halus
2. Siapkan minyak, ambil 1 sdm adonan, bentuk bulat, gulingkan pada putih telur, goreng kekuningan sesekali dibalik dengan api sedang
3. Angkat, tiriskan, sajikan hangat

Sup Misoa


Ingredients:
- 100 gr misoa
- 1 lt air
- 100 gr tahu sutra atau tahu putih biasa yang bagus
- 1 buah oyong atau gambas, bersiin, potong 1 cm
- 5 buah bakso ikan
- 1/2 sdt gula pasir
- garam sesuai selera
- 1 batang bawang daun, potong 2 cm

Bumbu halus:
- 3 siung bawang putih
- 3 siung bawang merah
- 1/2 sdt merica

Directions:
1. Didihkan air, masukan misoa, oyong, baso ikan, dan tahu sampai oyong layu.
2. Masukkan bumbu halus, garam, gula pasir, dan bawang daun, didihkan sebentar dengan api sedang.
3. Angkat, sajikan hangat.

Lasagna


Ingredients:
- 8 lembar pasta lasagna kering, rebus matang
- 150 gr keju mozarella, parut
- 3 sdm keju parmesan

Saus Bolognaise:
- 2 sdm mentega tawar
- 200 gr bawang bombay, cincang halus
- 4 siung bawang putih, cincang halus
- 500 gr daging sapi giling
- 500 gr tomat merah rebus, kupas, cincang
- 150 gr wortel, potong dadu 1/2 cm
- 150 ml kaldu sapi
- 1 sdm pasta tomat
- 1 1/2 sdt garam
- 1 sdm gula pasir
- 1 sdt merica bubuk
- 1/2 sdt oregano kering
- 2 lembar daun bay

Saus Bechamel:
- 2 sdm mentega tawar
- 3 sdm tepung terigu serba guna
- 1 L susu cair
- 1/4 sdt pala bubuk
- 1/4 sdt merica bubuk
- 1/2 sdt gula pasir
- 1 sdt garam
- 50 gr keju cheddar parut

Directions:
Saus Bolognaise:
Panaskan mentega, tumis bawang hingga harum. Masukkan daging giling, masak hingga berubah warna. Masukkan semua sisa bahan. Aduk, masak hingga air habis. Angkat. Sisihkan.

Saus Bechamel:
Panaskan mentega, masukkan terigu, aduk rata. Tuangi susu sedikit demi sedikit hingga licin. Bubuhi pala, merica, gula pasir, garam, dan keju. Aduk rata. Angkat.

Penyelesaian:
- Susun berurutan dalam pinggan tahan panas: pasta, keju mozarella, saus bechamel, dan saus bolognaise. Lakukan hal yang sama hingga terbentuk 3 lapisan. Taburi dengan sisa keju.
- Panggang dalam oven panas suhu 200 derajat celcius selama 40 menit hingga matang. Potong-potong, sajikan hangat.

Saturday, August 25, 2007

Investasi Hati

Semalem aku 'n satu temen kosku share our stories... yah girl talk getu deh... Mostly we talk about our past stories 'n about relationship. Saking asiknya kita ngobrol di kamarnya sampe jam 01:30 subuh bow... sampe suara serak... Sebenernya kan aku masih ga boleh terlalu banyak pake pita suara buat ngomong, soalnya belum pulih juga, pemulihannya sejalan 'n barengan ama pemulihan paru-paruku, soalnya 2 organ tubuh itu connect each other, kan awalnya virus di paru-paruku itu ngefek ke pita suara sampe dulu suaraku sempet ilang selama kurang lebih 3 minggu. Wekz... dan tanpa sengaja aku sering melanggarnya T_T Just hope next time beneran aku bisa ngerem ga maksain banyak omong...

Nah sempet pas ngomongin tentang relationship, aku jadi tentang perumpamaan yang dulu pernah disebut ama Pastor Jeffrey Rachmat di kotbahnya tentang "relationship" juga. Kebanyakan kasus ini terjadi ama cewek... Cewek yang suka atau punya pacar yang menunjukkan beberapa indikasi sikap yang kurang bisa dipertanggungjawabkan, misalnya abusive, playboy, terlalu pasif, dll biasanya saking sayangnya tuh bilang, "Pasti ntar kalo udah merit dia bakal berubah kok..." Let's be logical here... kasus ini kalo mau disamain tuh mirip kayak trailer film (sebelum film itu diputar atawa di-launch) dan film utuhnya. Kalo kita liat trailernya aja ga menarik, of course kita ga berharap kalau film utuhnya nanti bakal menarik kan? It's just a logical thing... How come we expect or think that the movie will be awesome if the trailer was so pathetic?

Hati seorang wanita itu diciptakan lembut adanya, dan tidak dikondisikan untuk trial and error. That's why ada batasan-batasan tertentu yang kita sebagai wanita harus tetapkan, demi menjaga keutuhan hati kita. Mulai dari yang simple aja-lah... Kalo kita dah mulai tertarik ama seseorang, tetep nyantai aja, ga usah keburu-buru bertanya-tanya "Aduh, dia suka aku juga ga yah?" atau "Dia PH-ku apa bukan yah?" Nyantai aja, jalani satu-satu... Kenal aja dulu, sering ngobrol yang wajar-wajar aja, just take it easy... Gitu juga kalo misalnya ada pria yang pdkt, dibawa nyantai aja dulu, kenali dia, just have a normal friendship... Kalo misalnya kita juga ada rasa, keep it cool... sambil libatin Dia juga dari awal tentunya...

Coz yang namanya relationship itu bisa diibaratkan kayak investasi, sebelum kita menginvestasikan perasaan, waktu, uang, tenaga, dan komitmen kita terhadap seseorang, of course dunk kita terlebih dahulu harus memastikan apakah seseorang ini bener-bener qualified untuk semua itu. Nah yang sekarang kebanyakan terjadi itu justru orang terlalu cepat ber"investasi" sebelum dia benar-benar mengenal dan mengetahui untuk kemudian memastikan bahwa someone ini bener-bener qualified... Bukannya berusaha mencari informasi dulu, kebanyakan orang hanya berasumsi... Ya ga heran kalo yang terjadi sebagai akibatnya itu hanya kerugian dan kekecewaan... It's quite logical, isn't it?

Selain tentang relationship, aku 'n temen kosku juga share tentang gimana ceritanya kita bisa sampe di tempat ini 'n saat ini. Ternyata pengalaman kita quite similar loh... amaze aja hehehe... Aku juga jadi cerita tentang asal mula forum jawaban.com sampe sekarang... Apa yang dulu ga pernah aku bayangin bisa sampe sejauh ini ternyata bener-bener melebihi apa yang dulu bisa terpikir... semua yang terjadi... semua jalinan yang muncul... apalagi kalo inget semuanya (bukan cuman seputar forum doang)... wih.. they were just so far beyond my imaginations...

Jadi wondering... what's next yah? I'm looking forward to Your awesome surprises God... ^.^   

Friday, August 24, 2007

Martabak Telor


Description:
Ini dia martabak telor yang bener bener 'Bikin Ngiler" asli homemade. Dengan cara masak dan bahan yang sangat simple, anda bisa membuat martabak telor sendiri tanpa harus capek2 keluar rumah. Selain itu, anda juga bisa membanggakannya ke temen2 yang datang ke rumah anda untuk kumpul-kumpul dan ngemil-ngemil makan iseng. Have an unforgettable experience!

Ingredients:
- minyak jagung
- 250 gr daging cincang
- 2 sdt garam
- 1/2 sdt lada hitam
- 1 sdt gula
- daun ketumbar
- 2 butir telur
- 1 bawang bombay
- daun bawang
- 15 lembar kulit martabak

Directions:
1. Tumis bawang bombay, daun bawang dan daun ketumbar yang sudah dipotong kecil-kecil hingga halus.
2. Masukkan garam, gula, lada hitam dan daging cincang, masak hingga matang.
3. Matikkan kompor, tunggu sampai tidak terlalu panas, aduk dengan telor mentah yang sudah dikocok.
4. Bagikan isi tersebut pada lembaran kulit martabak, lalu lipat berbentuk kotak-kotak.
5. Goreng dengan minyak jagung sampai kecoklat-coklatan.
6. Letakkan di piring yang dialasi kitchen paper dan selamat menikmati.

Thursday, August 23, 2007

Pintu Yang Satu Harus Tertutup Agar Pintu Yang Lain Terbuka

 
Kadang kalau apa yang kita pikir sudah merupakan hal yang paling baik itu ternyata gagal kita dapatkan atau batal terjadi, kita mengira pintu sudah tertutup. Tapi sebenarnya, pintu itu mungkin memang harus tertutup karena kita perlu melangkah keluar darinya dan masuk ke pintu lain, dimana Dia sudah menyediakan sesuatu yang jauh lebih baik...

Tadi malem kan komsel, kita saling share tentang hal-hal yang terjadi belakangan ini. Berawal dari cerita seputar jalan-jalan ke Bandung minggu lalu (aku ga ikutan hehehe...). Rencana awal buat nginep di sana tuh kan mau sewa villa, kena berapa jeti gitu aku lupa... Tapi pas udah deket hari H berangkat, tiba-tiba villanya batal disewain (aku ga terlalu inget kenapa 'n apa yang terjadi). Nah kita kan pikir villa itu udah yang paling bagus, soalnya pernah kesana juga... jadi udah sempet tuh yang ngerasa "Yah... kok gini seh.. masa batal ke Bandungnya..." Tapi tetep diusahain, cari-cari temen siapa yang punya tempat di Bandung buat diinepin... Trus keinget deh ama 1 orang yang dulu pernah bilang kalo dia ada rumah di Bandung (tapi orang ini tinggal di Jakarta). Akhirnya telpon orang itu 'n guess what? She lend her house for free! Trus pas mereka nyampe di rumah itu, w-a-w... ternyata rumahnya mewah banget bow... (kata mereka). Tuh kan... satu pintu tertutup 'n pintu lainnya terbuka karna Dia mau kita menikmati yang terbaik...

Trus ada lagi beberapa share yang laen... Ada anak komsel yang rencana mo ke LN mo cari kerja 'n suasana baru, visanya udah keluar... and it's His miracle coz buat dapetin visa itu kan susah banget, sedangkan dia sebelonnya juga ga pernah ke LN, dia pergi juga inisiatif sendiri bukan atas nama perusahaan tertentu, dll... pokoknya dia bilang kalo God aja pimpin dia sampe bisa bikin visa, pasti dia bisa ke LN... walo skarang dia blon ada cukup uang. Dia masih rencana apply ke satu keluarga yang lagi cari nanny gitu buat ke 3 anaknya, keluarga ini nyarinya orang JPCC, nah pas banget kan, apalagi anak komsel ini salah satu guru sekolah minggunya JPCC... whueww... It's true, God kalo bikin something itu ga pernah nanggung atau separuh-separuh, pasti sampe tuntas...

Aku sendiri jadi inget gimana dulu ceritanya Dia bawa aku sampe ke sini... sampe ke saat ini... and kalo dihubungin ama beberapa hal yang sekarang lagi aku doain... share kemaren itu jadi refresh aku lagi, bahwa aku bisa mempercayai Dia sepenuhnya, kalo sesuatu itu adalah rencanaNya 'n kalau sesuatu itu telah terjadi dan dimulai karna Dia menginginkannya, Dia pasti membuka jalan untuk selanjutnya... sampe tuntas... Karna Dia Tuhan yang bertanggung jawab, Dia ga bakal lepas tangan di tengah jalan, Dia tetap akan terus menyertai 'n menunjukkan kuasaNya sampai selamanya, coz we are His beloved children... Ga ada hal yang ga bakal Dia lakuin, karna Dia sudah memberikan apa yang paling berharga, nyawaNya sendiri demi kita... 

Untuk maju, kita juga ga bisa diam terpaku di tengah pintu, atau tetap menoleh ke pintu di belakang... karna hidup adalah saat ini... Pintu-pintu itu ibarat pembatas masa-masa kehidupan kita. Kita perlu keluar dari pintu yang satu untuk masuk ke pintu yang lain... dan tetap melangkah... 

"Knock knock knock..."
"Who is it?"
"It's Me, come on, let's go outside..."      

Rumput Tetangga Selalu Lebih Hijau?

Pepatah itu sering kita denger dimana-mana, biasanya siy dikaitkan dengan masalah selingkuh... Tapi sebenernya pepatah itu mencakup semuanya, coz kita sering tergoda untuk berpikir bahwa pekerjaan si A lebih bagus, keluarga si B lebih harmonis, mertua si C lebih ramah 'n ga bawel, pendapatan si D jauh lebih tinggi, pasangan si E lebih romantis, kemampuan si F bener-bener unbelievable... Kalo diterusin ga kelar deh 1000 kalimat... Coz setiap kali kita ngeliat orang lain yang punya "kelebihan" di area dimana kita "kekurangan", kita ga bisa memungkiri kalo kita pasti ngerasa iri, dan yah... menurut ungkapan itu, kita jadi mengira bahwa rumput tetangga selalu lebih hijau... Kenapa kata "kelebihan" dan "kekurangan" itu aku kasih tanda petik? Coz seringkali apa yang kita anggap sebagai suatu "kelebihan" dan "kekurangan" itu sangat sangat subyektif...

Oh iya, satu lagi... Kenyataannya, rumput tetangga itu sebenarnya tidak lebih hijau. Tapi rumput di halaman kita-lah yang menurun performanya karna kita ga pernah atau jarang ngerawatnya... Bener ga?

Kebohongan yang kita terima bahwa rumput tetangga-lah yang lebih hijau itu sebenarnya merugikan kita sendiri. Karna dengan menanamkan kebohongan itu dalam pikiran kita, kita jadi berhenti berpikir dan bertindak untuk mengusahakan dan meng-upgrade apa yang kita punya. Kebohongan itu hanya membuat kita mengasihani diri sendiri, meninggalkan milik kita (yang sebenarnya mungkin ibarat permata, yang hanya perlu dibersihkan saja sampai kilaunya terlihat memukau), menginginkan milik orang lain (God udah memperingatkan ini dalam FirmanNya) yang memimpin kita pada kejahatan jika keinginan itu terus dipelihara...

Setiap orang mempunyai potensinya masing-masing, berkatNya masing-masing, dan juga jalan kehidupannya masing-masing... Karna kita diciptakan sesuai rancanganNya dan kita hidup untuk menggenapi tujuanNya atas kita, untuk mewujudkan apa yang sudah Dia gambar dalam blueprint-Nya. Dan Dia mau kita menikmati dan merayakan setiap detail dari keunikan dan perbedaan itu, menikmati setiap hal yang ada dalam kehidupan kita dengan bebas... tanpa perlu diracuni oleh rasa iri, rasa tidak puas, dan hal-hal lain yang malah menghalangi kita untuk merasa bahagia

Dia mau kita bahagia, Dia mau kita hidup dalam kelimpahan... Tapi sering tanpa kita sadari, paradigma dan pemikiran kitalah yang menyebabkan kita tidak bisa merasa bahagia dan tidak hidup dalam kelimpahan... Berkat dan anugrahNya itu cukup.. bahkan lebih dari cukup... Tapi dibutuhkan kesadaran yang penuh untuk bisa melihatnya.

Did I ever trapped in this lie? Yeapp... barusan aja hehehehe... Makanya setelah dibisikin Roh Kudus 'n setelah nyadar langsung deh nulis ini buat reminder hehehe... Thank You God!!! ^.^  

Wednesday, August 22, 2007

My Wish List

1. Pengen mudik... Kayaknya ini bakal tetep nangkring terus di Wish List deh hehehe... kangen ama the home, the people, the cat, the foods, the friends...

2.Pengen pergi rame-rame ke luar kota atau jalan-jalan bareng... have fun together...

3. Pengen tambahan pemasukan, dari mana aja yang penting halal 'n ga susah hihihi...

4. Pengen bisa internetan gratis dari kos

5. Pengen bisa nonton TV dari kos tapi ga makan tempat banyak... Kalo TV tuner dah nanya temen yang kosnya deket kosku, katanya ga jelas banget gambarnya, banyak gangguan bintik-bintik hehehe...

6. Pengen nambah wishlist lagi tapi yang spesial punya... hehehehe...

Fight and Focus

Kadang ada rasa takut untuk mempunyai harapan
Karna jika harapan itu tidak terjadi, yang ada hanya kekecewaan
Tapi Dia bilang aku bisa berharap padaNya
Karna Dia sudah menyediakan segala yang terbaik bagiku

Kadang ada rasa takut untuk bersikap tulus, ramah dan terbuka
Karna sepertinya ada ancaman untuk dimanfaatkan dan dimanipulasi
Tapi Dia bilang Roh Kudus akan memberi hikmatNya padaku
Karna Dialah Penjagaku, yang berjalan di depan dan di belakangku

Kadang ada rasa takut bahwa aku hanya menjadi penghambat bagi orang lain
Karna beberapa perbedaan dan kekurangan yang aku punya
Tapi Dia bilang bahwa aku diciptakan baik adanya
Karna tanganNya merajutku sesuai gambaranNya dan melekatkan cintaNya dalam nafasku

Kadang ada rasa takut bahwa aku tidak bisa memenuhi harapan semua orang
Di lain sisi aku juga tidak ingin kehilangan diriku sendiri
Tapi Dia bilang bahwa aku diciptakan oleh Dia dan untuk Dia
Aku hanya perlu menjadi diri sendiri dan terus maju untuk menjadi penuh seperti rancanganNya atas aku

Kadang aku mengira bahwa aku hanya berjalan sendiri
Dan menyimpan semuanya dalam-dalam, membiarkan mereka mempunyai imaji tersendiri tentang aku
Tapi Dia telah menunjukkan bahwa tanganNya tidak kurang panjang untuk menggandengku dan meneguhkanku
Lewat salah satu kepingan hatiNya yang singgah di hidupku

Perjalanan ini masih panjang
Ada masa-masa kehidupan di depan sana
Namun Dia mau aku belajar melangkah bersama
Dan ijinkan Dia memulihkanku

Thank You God...
For Your amazing love...
For Your magnificent grace and blessings
For saving me... so I can be free...

Mie Goreng Jawa


Ingredients:
- 3 sdm minyak untuk menumis
- 500 gr mie telur kering, seduh air panas hingga lunak, tiriskan
- 2 batang daun bawang, iris 1 cm
- 3 butir telur ayam, kocok lepas
- 100 gr udang kupas ukuran kecil
- 100 gr daging ayam rebus, suwir-suwir
- 2 buah tomat, potong tipis 8 bagian
- 150 gr kol, iris tipis
- 150 gr sawi hijau, potong 2 cm
- 3 sdm kecap manis
- 1 sdt garam

Bumbu, haluskan:
- 10 siung bawang putih
- 12 butir bawang merah
- 5 butir kemiri
- 2 sdm ebi, rendam air panas hingga lunak
- 1/2 sdt merica butiran

Pelengkap, siap pakai:
- bawang goreng
- kerupuk kanji goreng
- acar mentah

Directions:
- Panaskan minyak, tumis bumbu halus dan daun bawang hingga harum. Masukkan telur kocok, aduk hingga menggumpal dan matang. Tambahkan udang dan ayam, masak hingga berubah warna dan matang.
- Tambahkan tomat, kol, sawi, dan mie, aduk rata sambil tuangi kecap manis.
- Bubuhi garam, aduk rata. Angkat.
- Sajikan bersama pelengkap.

Tuesday, August 21, 2007

The Way I Work

Ada banyak cara kerja yang beda-beda, 'n setiap orang beda cara kerjanya, setiap orang punya gaya kerja yang paling cocok ama dia.

Kalo aku, actually aku lebih nyaman 'n lebih suka kerja sendiri. Yap, just give me details harus ngapain aja 'n tujuannya apa, then let me do my work... hehehe... Kalo aku kerja sambil ada yang merhatiin tu rasanya jadi nge-blank hehehe... Trus biasanya juga ngetik, browsing, dll sambil puter musik di kompie. Aku paling ga suka kalo sering terganggu ama telpon, apalagi kalo bukan aku yang dicari... abis extention telpon yang ada di mejaku kan buat 3 orang... malah kadang suka nyasar, walo orang yang dicari extentionnya beda eh tetep aja telpon ke extentionku... sabar sabar.... Yah ga enak aja kalo lagi pengen konsen kerja ada gangguan-gangguan kayak gitu... jadi kudu mulai konsen lagi...

Tapiii... ada enaknya juga kalo ditambahin dikit lagi porsi kerja tim... Soalnya kalo ada apa-apa tuh ada yang diajak diskusi, ga mikir sendiri. Kadang apa yang tercetus dari satu orang pada awalnya tuh kalo didiskusiin hasil akhirnya bisa lebih hebat... coz maybe ada beberapa hal yang terlewat sebelumnya...

Hmm... I guess I gotta learn to be balance deh hehehe... Cara kerjamu gimana?

Monday, August 20, 2007

New School Love


It's Good to Be Picky. Very Picky
Single women the world over will thank God for these two researchers: In a study of speed daters, Paul W. Eastwick and Eli J. Finkel, PhD, of Northwestern University, found that people who selected a large number of candidates for follow-up meetings were less likely to be picked themselves for another round. People who chose only a few contenders were more successful in getting attention and responses. It turns out that singles who show interest in every partner they encounter may come off not as eager and open but as just plain desperate.

"What's interesting about that is it actually differs from platonic liking," says Finkel. "In nonromantic contexts, if I like everybody, then everybody likes me back. After all, who doesn't like the guy who likes everybody? But in a romantic context, if I say, 'Yeah, she's hot! And she's hot…and she's hot…and that other girl over there is hot, too,' there's now hard statistical evidence that, in general, the women I meet will not find me sexually desirable."

Does this mean that grandmothers who've warned single women not to be too picky have been wrong? "I don't think your grandma meant, 'You have to go on dates with everybody under every circumstance,'" says Finkel. "But in a situation in which there are a bunch of eligible men, like a party, be selective." Finkel warns against interpreting this data as an invitation to sit home or play hard to get: "What you want to do is be easy for one person to get and hard for everyone else, which will increase the likelihood of that one person's liking you."

It's Not the Journey, It's the Preparation
What people look for in a marriage partner is another topic Finkel has investigated. "Basically they think, The sex is good, we love each other, we're good friends…," he says. "You'd go pretty far down the list before you'd get to 'We get in sync effectively.'" But he's learned that the ability to coordinate day-to-day tasks like shopping for O, The Oprah Magazine is a crucial component of a couple's happiness.

"Married partners are co-managers, and as the marriage progresses, it involves more logistical organization, especially if kids come," he says. "If you're not in sync with your partner, research suggests, you'll find yourself depleted, exhausted, and less effective, and if the problems are serious enough, it's difficult to imagine the relationship continuing to function effectively."

A courtship affords few opportunities to engage in the sort of knotty tactical tasks that fill a marriage. To test a relationship, Finkel suggests that you "throw it into challenge, so that if there's a problem, you can develop a system. Expose it to stressful coordination experiences. Instead of watching TV together or doing something comfortable, take a road trip that requires a lot of collaboration. Put one person in charge of six things, the other in charge of six other things, and then ask yourselves, 'How well do we do these things?'"

Better to Celebrate than Commiserate
A new study has found that the way you respond to your partner's good news may be more important than how you react to his disappointments. Couples who celebrated each other's happy events (like promotions or raises) reported greater satisfaction in their relationship and were less likely to break up than those who offered support only during rough times, says lead study author Shelly L. Gable, PhD, an associate professor of psychology at UC Santa Barbara.

She and her researchers videotaped 79 couples as they talked about negative and positive events in their lives, then categorized the partner's responses in four ways: active-destructive ("Are you sure you can handle that job?"); passive-destructive (silence, changing the subject); passive-constructive (an absentminded "That's nice"); and, the most helpful, active-constructive ("I'm so proud of you" or "I know how important this was to you"). The finding that praise boosted a relationship more than a sympathetic response to bad news surprised Gable—as did the results concerning passive support, like smiling vaguely, saying, "Great," and returning to your newspaper. "We assumed when we started this research that passive support would be good—not as good as active-constructive, but certainly not bad," she says. But time and time again, Gable's team saw that passive responses negatively affected relationship satisfaction.

So when your mate bursts through the door with good news, "make an effort to notice these events and act on them in some way," says Gable. A partner can sense false enthusiasm, so if you're not able to have a genuine reaction, she suggests asking questions about why he's so happy. "This will help him," she says, "because you're giving positive feedback, and it will help you because it gives you insight into what makes him click." She isn't saying couples need to celebrate every event with a five-course dinner; simple and sincere praise is enough. "It's the thought that counts," she says. "Although I'd never turn down a five-course dinner."

It Takes a Strong Woman to Be Needy
You'd think John Gottman, PhD, who founded the Gottman Institute (otherwise known as the Love Lab) with his wife, Julie, wouldn't make dumb mistakes in his own relationship. But he always remembers the time he harangued his busy wife for neglecting him: "I said, 'You're so emotionally unavailable; everyone else comes first; what is wrong with you?' And I found when I said that, she didn't want to spend time with me." He laughs. "So I learned from the couples we studied to say, 'You know, I'm getting that lonely feeling again. I just need more of you in my day.'" And it worked.

The trick was employing what Gottman calls a soft start-up, which involves telling your partner "what you need and giving them a way to succeed." His team had found that even in happy relationships, partners reciprocate anger with anger, so the easiest way to de-escalate a conflict was not to escalate it in the first place. For instance, instead of saying, "I'm sick to death of cooking dinner, you lazy slob," Gottman suggests telling your spouse, "You know, I'm sick of my own cooking. I think we need to go out to dinner, or have you take charge of dinner for a while."

Many Love Lab participants find it difficult to make themselves that vulnerable. "A lot of people feel shame about having a need," he says. "Our culture tells us that to be needy is to be weak, but it's really a tremendous strength to know what you need and to be able to ask for it." Beginning a conversation with what you need, rather than the more aggressive "You never…" or "You idiot," is a way to complain that's easier for your partner to hear and act on. "You can't listen to somebody if they're attacking you…well, maybe you can if you're the Dalai Lama," Gottman says. "Then again, he's not married."

60 Seconds to a Better Relationship
For the overworked, overcommitted, and all-around overwhelmed couples, Peter Fraenkel, PhD, has one piece of advice: "Don't try to schedule time together. Schedules are more work. And you don't need any more work."

Instead, Fraenkel, the director of the Center for Time, Work, and the Family at the Ackerman Institute for the Family, in New York City, tells couples to come up with a list of things they can enjoy together that can be done in less than a minute: telling a joke, one long kiss, etc. These 60-second pleasure points, as Fraenkel calls them, don't all have to be face-to-face. He even suggests using the tools that make many individuals feel overextended—a BlackBerry or cell phone—for private matters. Couples are encouraged to send a quick text message or e-mail links to a funny website or a restaurant review (and a note: "Let's do takeout from here tonight?").

He asks clients to each initiate three pleasure points a day. Couples report that this practice not only instills a better sense of connection throughout the week but, as Fraenkel says, "also greatly relieves each partner's concern that they could never find any time for the other." And it lowers the couple's expectations for a vacation—suddenly, they don't look at those two weeks in Bermuda as their only chance to connect but rather as a chance to lengthen those pleasure points, stretching that 60-second kiss into something more.

And Baby Makes…Trouble
In a series of studies over 13 years, John Gottman and his researchers observed couples from the first few months of marriage through the birth of a child. This year he announced that 67 percent of the couples in his studies experienced a drop in relationship happiness in the first three years of a baby's life (and were twice as likely to divorce).

Gottman stresses that it's crucial for couples to tackle major marriage problems before the infant arrives. Couples who did well became a team early on, he says. The successful men were easy to spot: They helped with housework and loved the way their pregnant wives looked (whereas supposedly funny comments like "She's a whale" were a warning sign). In his new book, And Baby Makes Three (cowritten with his wife, Julie), Gottman teaches couples ways to improve their teamwork.

Renowned child development expert T. Berry Brazelton, MD, is familiar with times when a child's behavior stresses her parents' relationship—usually when she is moving from one developmental stage to another. When parents prepare for these phases, he says they do better together. He also says that children naturally register their parents' reactions—for instance, Dad doesn't freak when I crawl to the stairs; Mom does—and when those responses contradict each other, children act out. Most parents, though, don't realize that this conflict can start as early as nine months. Like Gottman, Brazelton encourages couples to find a workable, united parenting style early on.

Coming Soon: A Divorce Vaccine
Marriage researcher James V. Córdova, PhD, has become haunted by a disheartening statistic: Fifty percent of couples who finish marital therapy get better (and stay better), but the other half either do not improve or relapse. "It's better than nothing, but not as good as we could be doing," says Córdova, an associate professor of psychology at Clark University in Worcester, Massachusetts. The problem, he recognized, is that couples usually see a counselor when the relationship is already breaking down.

"We take care of our physical health by going in for checkups," he says. "The point is not to wait until you get sick but to keep you well." His team created the Marriage Checkup, a program he has tested twice before that's now part of a third major study being conducted over the next four years. The program starts with an hour-long series of questionnaires that rate satisfaction levels on fraught topics like sex and parenting.

"We give the couples feedback, the way a doctor would from a blood test or an X-ray," Córdova says. His early studies have shown that the majority of couples have reported a significant uptick in relationship satisfaction as well as higher intimacy levels. He hopes to devise a program that can be replicated across the country, using local therapists to give the tests and feedback. In the meantime, he recommends that couples ask themselves three questions every year: Does my partner feel safe being emotionally vulnerable with me? Does my partner feel accepted? When I feel that life is yanking the rug out from under me, can I go to my partner for nonjudgmental support? Answering no to even one can signal a fraying relationship. Córdova also tells couples to avoid one very toxic behavior: withdrawal. "It's the equivalent of bingeing on Twinkies," he says. "Talk—even confused, lost, sometimes frustrating talk—is always better."

You Can Change Your Spouse
For more than 15 years, Richard A. Mackey, professor emeritus at Boston College's graduate school of social work, studied heterosexual couples who have been married more than 20 years but have never seen a couples therapist. He found that the long-marrieds instinctively learned not to insist their partner make big behavioral changes. They asked for tiny modifications. (For instance, instead of saying, "Can't you stop being such a slob?" or "Will you ever learn to pick up after yourself?" they ask, "Can you put your clothes in the hamper?")

But what surprised him—and gives hope to anyone stuck in a small house with an unrepentant slob, control freak, pack rat, Star Wars figurine collector—is that over two decades of asking each other for small alterations, many spouses had nudged their partners into making significant changes without alienating them. This technique was particularly effective, Mackey says, when used on men.

Sumber: oprah

Cocoa Banana Oatmeal Muffin


Description:
Cara baru menikmati oatmeal...

Ingredients:
- 1 1/4 cups tepung terigu
- 1 cup Oats (quick/old fashioned, uncooked)
- 1/2 cup gula halus
- 1/3 cup coklat bubuk
- 2 sdt baking powder
- 1/4 sdt baking soda
- 2/3 cup pisang matang (haluskan dgn garpu)
- 1/2 cup susu
- 5 sdm butter, lelehkan
- 1 buah telur, kocok lepas
- 1 sdt vanilla
- gula bubuk (optional)

Directions:
1. Panaskan oven dan lapisi cetakan muffin dengan paper cup.
2. Dalam mangkok besar, campur hingga rata tepung terigu, gula, oats, coklat bubuk, baking powder dan baking soda.
3. Dalam mangkok sedang campur hingga rata pisang, susu, butter leleh, telur dan vanilla. Kemudian campurkan kedalam campuran terigu hingga campuran tsb lembut. Jangan overmix.
4. Isi cetakan muffin hingga hampir penuh,panggang selama 15 - 20 menit atau check pakai tusuk gigi (tusuk gigi keluar dgn bersih). Biarkan muffin dlm cetakan selama 5 menit baru keluarkan dan taruh di wire rack
5. Taburi dengan gula bubuk jika suka

Sunday, August 19, 2007

Mengorbankan "diri" Demi Sesuatu Yang Lebih Penting

Dalam sebuah hubungan, seringkali kita perlu mengorbankan ego kita demi keberhasilan hubungan itu. Ego di sini ga selalu berbicara tentang mementingkan diri sendiri, tapi juga mencakup keinginan, selera, dan juga harapan-harapan yang masih wajar 'n manusiawi...

Dalam hubungan apapun, ada saatnya kita perlu mengalah, ada saatnya kita perlu mengesampingkan keinginan kita, ada saatnya untuk lebih berusaha memahami orang lain (dan tindakannya) dibanding berusaha membuat orang lain memahami kita (dan tindakan kita), ada saatnya kita perlu membuang ego kita dan meminta maaf (walaupun mungkin sebenarnya kita ga bersalah 100%, tapi kata maaf dan kerendahan hati seseorang diperlukan demi keutuhan hubungan itu), ada saatnya kita perlu berkorban... It's not easy at all... but it's worth for important relationships...

Dalam hubungan yang paling dekat seperti keluarga, ga jarang kita kecewa karna kata-kata, perlakuan, atau respon ortu terhadap kita, kecewa karna apa yang kita terima ga sesuai harapan kita. Di lain pihak, ortu juga pasti pernah kecewa karna kata-kata, sikap, atau respon kita terhadap mereka. Entah disengaja atau nggak, sepertinya banyak banget keinginan dan harapan yang nggak match... 

In my family, aku pernah kecewa... dan aku tau papaku juga pernah kecewa... mungkin mamaku juga pernah kecewa... Dari sisiku, proses yang aku lalui demi pemulihan hubungan itu memang butuh usaha, dan ada "penyangkalan diri" juga, alias mengorbankan ego... belajar yang namanya kerendahan hati, belajar yang namanya respect ama otoritas, belajar bersyukur... Dan dalam proses itu aku juga belajar tentang karakterNya... Coz.. believe it or not, hubungan kita ama papa dunia kita itu berkaitan erat dengan hubungan kita ama Papa in Heaven... Seharusnya, hubungan antara papa dan anaknya di bumi itu mencerminkan hubungan manusia dengan Bapa di Surga. Tapi karna dunia ini sudah tercemar dosa, dibutuhkan pengorbanan dan penyangkalan diri untuk pemulihan hubungan itu...

Sama seperti yang sudah Dia sendiri lakuin... Dia mengorbankan diriNya, menyangkal diriNya, demi satu hal yang lebih penting dari semua itu... Demi pemulihan hubungan kita dengan Bapa... Bayangin aja Dia yang serba ga terbatas, harus hidup dalam daging, dalam segala keterbatasan sebagai manusia... Dia yang paling berkuasa di atas semuanya, masih taat ama pemerintahan dunia dengan membayar pajak... Dia yang ga pernah merasa lapar dan haus, jadi tau gimana rasanya haus dan lapar sebagai manusia... Setiap hal yang Dia lakukan... mengandung pengorbanan dan penyangkalan diri... bahkan sampai saat terakhir dimana Dia memilih untuk taat dan mengorbankan diriNya di salib walaupun sebelumnya Dia sangat ketakutan sampai berpeluh darah... Itu semua demi pemulihan hubungan! We can't walk alone, that's why we need to walk with Him, yang pernah melalui semuanya dan yang bisa mengajar kita bagaimana melakukannya dengan benar...

Waktu aku mulai lemah lagi, waktu aku mulai tidak perduli lagi tentang pemulihan hubungan atau peningkatan kualitas hubungan dengan orang-orang terdekatku... Apa yang udah Dia lakuin bener-bener mengingatkan aku bahwa aku ga sendirian, Dia pernah ngalamin apa yang lagi aku hadapi, Dia pernah menjalani proses yang sedang aku jalani... Dia sudah membuktikan bahwa Dia telah melakukan hal yang benar, dan tidak sia-sia (sekalipun ada banyak orang yang tidak mengerti arti pengorbananNya dan menganggap semua yang pernah Dia lakukan itu sia-sia). Dia sudah membuktikan bahwa kebenaran tetaplah kebenaran walaupun kebenaran itu ditolak dan tidak diakui sebagai kebenaran oleh orang-orang tertentu... Dan kuasa dari kebenaran itu tetap ada... 

Tantangan yang kita hadapi mungkin beda, orang-orang yang kita hadapi mungkin beda, kadang mungkin kita pengen protes karna kita berpikir seharusnya orang lain-lah yang mengubah sikapnya, seharusnya ortu-lah (yang katanya udah banyak makan asam garam kehidupan, yang seharusnya memenuhi kebutuhan anak-anak, jadi tempat bergantung anak, bisa diandalkan, dll dan bukan sebaliknya...) yang memahami anak... Daftar ini bakal jadi sangat panjanggg kalo diterusin, coz yang namanya hubungan bukan cuman hubungan ortu dan anak, tapi juga hubungan persaudaraan, persahabatan, hubungan suami-istri, dll... Tapi kebenaran tetaplah kebenaran, dan kuasa dari kebenaran itu tetap ada... Apa yang kita tabur akan kita tuai...   

Pertanyaannya cuma, maukah kita mengorbankan "diri" kita, taat dan berjalan bersamaNya dalam proses pemulihan / peningkatan hubungan kita dengan orang-orang yang berarti buat kita? 

Wednesday, August 15, 2007

Menjelang 17 Agustus-an

Hal yang pertama kali terbayang menjelang 17 Agustus-an ini adalah... mudik... Tahun lalu pada saat yang sama aku udah di Bangkalan... Be with my mom, dad, my sweet brotha Miky, makan beberapa makanan yang ga ada di sini, ngeliat karnaval yang lewat di depan rumahku... sesuatu yang ga ada di kota besar seperti Jakarta... Aku inget waktu itu aku ngeliat karnaval lewat sambil nulis diary, yah nulis diarynya di depan jendela kaca hehehe... jadi masih bisa sambil ngeliat...

Suasananya ngangenin... secara udah beberapa tahun aku ga pernah liat karnaval lagi coz aku nge-kos di Surabaya dulu... Selaen karnavalnya sendiri, ada banyak orang yang berdiri di pinggir jalan buat nonton 'n maybe nyemangatin anaknya yang lagi ikut karnaval, ada banyak juga tukang jajanan yang panen, ngejual es, mainan-mainan sederhana, makanan kecil... Walopun aku cuman nonton dari rumah 'n ga ikut membaur ama mereka nonton di pinggir jalan, tetep aja suasananya terasa "homy" getu deh hehehe... Jadi inget dulu waktu aku TK juga ikutan karnaval gitu tuh... pake baju daerah minangkabau, fotonya dipajang di ruang tamu rumah hehehe...

Kemaren malem mamaku telpon 'n cerita kalo kemaren siang ada karnaval... langsung inget deh... 'n langsung pengen mudik deh hehehe... Oh tiket pesawat, kenapa harga dirimu tinggi sekali... T_T Trus mamaku cerita kalo besok papaku juga diundang upacara di alun-alun... Asli jadi pengen mudik... rumahku kan deket alun-alun hehehe... tinggal nyebrang... Dulu di alun-alun situ ada 1 pohon yang gedeeee banget 'n rindang bangettt... gatau tu pohon ada mulai kapan... Maybe mulai aku lahir dah ada tu pohon... Tapi udah ditebang karna takut ntar kalo roboh bisa ngancurin rumah-rumah sekitar situ, soalnya guedeee banget pohonnya 'n posisinya miring ke jalan...

Kemaren malem sebelum pulang kantor aku buka microsoft outlook (email default kantor), kaget banget ngebaca pengumuman kalo hari ini ada pertandingan 'n games... Yang aku paling ga terima tuh ada lomba tangkep belut, pesertanya harus cewek semua, 1 tim 3 orang dari masing-masing departemen... Lha di dept. IT ceweknya kan emang cuman ada 3, Lestari, aku 'n Puji. Gubrakk... Otak langsung muter gimana caranya supaya aku hari ini ga usah masuk kantor sekalian, udah mikir beberapa alasan hasil akal bulus hihihi... Kemaren malem juga telpon ama Rian, maksud hati pengen dapet dukungan, eh malah dilarang pake alasan-alasan yang terkesan "maksa" T_T Dapet wejangan pulak... T_T Yah... menyesallll... huehehehehe... Tapi emang omongan dia bener siy...

Tadi pagi akhirnya dengan sangat berat hati dan berat mata... aku bangun juga... menyeret kaki ke arah kamar mandi... Ga rela banget ke kantor hari ini... Tapi tetep ga bawa baju olahraga hihihihi... bandel mode on hehehe... biar bisa pake alasan ga bawa baju olahraga kalo disuruh ikutan ntar... hehehe... Lha kan katanya memperingati kemerdekaan... aku juga kan punya kemerdekaan 'n kebebasan menentukan pilihan dunk... aku ga mau ikutan games... mo nonton aja... kali-kali dapet ide buat nulis di blog hehehe... secara belakangan ini ga mood nulis blog gara-gara banyak gangguan (kerjaan tambah banyak, telpon kantor yang ada di mejaku ber-krang kring mulu padahal bukan buat aku, dll), bukan keabisan ide, suasananya aja yang kurang mendukung hehehe... 

Ini abis upacara bendera tadi di halaman kantor... Dan aku menenangkan diri sebentar sambil nyetel musik slow... Ahhh... nikmatnya... hehehe... Gini nih suasana yang enak buat nulis blog... Ga ada gangguan hehehe... Jadi kayaknya minat buat ngeblog mulai bangkit lagi niy... so ga boleh disia-siakan hehehe... Ntar mo mengamati aja ah, kali-kali dapet ide buat nulis blog yang rada panjang hihihi...

Pengen siy benernya long weekend Jumat-Minggu ini ngapain gitu, ke mana gitu... yang beda dari rutinitas yang biasa... Rencana dulu siy mo ke Bandung rame-rame ama temen-temen se-komselnya Rian, cuman batal coz ada beberapa orang yang harus ikutan fellowship tim PW gerejanya ke Cinere. Kan kurang seru kalo ga rame... Trus yaudah, rencana sekarang siy, besok siang Rian mo ke Cikarang sini, ke kosku... Trus malemnya kita cabut ke Jakarta, aku nginep di kosnya Kezia... Sabtu masih gatau mo ngapain... Minggu paling ke gereja... Enaknya ngapain yah hehehe...

Teknik Memperlambat Ejakulasi

Orgasme lebih dari sekali hanya bisa dialami pria kalau pria mampu mengontrol agar ejakulasi tidak terjadi. Celakanya, beda waktu antara orgasme dan ejakulasi ini sulit dikenali. Namun, dengan latihan yang cukup, seorang pria dapat merasakan orgasme tanpa ejakulasi. mau tahu triknya?

Teknik Penekanan (Squeeze): Kadang teknik ini disebut cubitan. Dikembangkan oleh Masters dan Johnson. Penekanan dilakukan persis sama seperti namanya. Saat seorang pria merasa akan mencapai ejakulasi, dia atau pasangannya menekan atau mencubit dengan jari tangannya ujung penis pada tempat glans penis bersambungan dengan korpus penis dan menahan tekanan tersebut selama beberapa detik. Dia mungkin akan kehilangan sedikit ereksi, tetapi akan kembali lagi jika hubungan seksual dilanjutkan. Teknik ini dapat diulangi sebanyak yang diperlukan atau dikehendaki selama hubungan seksual.  

Tegangan Otot: Jika ejakulasi hampir terjadi, tegangkan otot pada pangkal penis. setelah beberapa detik, kendurkan otot tersebut. Menegangkan dan mengendurkan otot ini dapat membantu memperlama huungan seksual.

Manipulasi Manual: Anda atau pasangan dapat merangsang penis secara manual. hentikan stimulasi jika ejakulasi hampir terjadi. Setelah beberapa detik, lakukan lagi. Dengan berlatih, anda dapat belajar mempertahankan diri dalam tingkat rangsangan yang tinggi. Jika orgasme terjadi akan terasa lebih kuat.

Sumber: kcm  

Thursday, August 9, 2007

Tempe Penyet


Ingredients:
- 250 gr tempe
- minyak goreng untuk menggoreng
- 100 ml air

Bumbu halus:
- 1 sdm ketumbar
- 1/2 sdt garam

Bahan Sambal:
- 10 buah cabe merah
- 10 buah cabe rawit
- 1 sdt terasi matang
- garam secukupnya
- 2 lembar daun jeruk nipis

Directions:
- Potong2 tempe, kerat2 permukaannya agar bumbu meresap
- Seduh bumbu halus dengan air
- Aduk tempe dengan bumbu, biarkan 15 menit ato lebih
- Panaskan minyak, goreng tempe dengan api sedang, ketumbar bubuk ga perlu kegoreng
- Ulek semua bahan sambal
- Letakkan satu persatu tempe pada ulekan, penyet2 pelan dengan mutunya, balik, penyet sekali, kira2 aja deh biar sambalnya menempel dan merata

Lontong Kuah Sayur Komplit


Ingredients:
- 150 gram tetelan, direbus dalam 700 ml air, potong-potong dagingnya, ambil 500 ml kaldu
- 2 buah tomat, dipotong­potong
- 1 tangkai serai, dimemarkan
- 6 lembar daun jeruk, disobek-sobek
- 2 lembar daun salam
- 10 buah buncis, dipotong serong
- 2 buah wortel, dipotong lebih besar sedikit dari korek api
- 1 buah labu siam, dipotong korek api
- 150 gram rebung, dipotong korek api
- 1.500 ml santan dari 1 1/2 butir kelapa
- 1 3/4 sendok makan garam
- 1/2 sendok teh gula pasir
- 2 sendok makan minyak untuk menumis

Bumbu halus:
- 3 buah cabai merah
- 10 butir bawang merah
- 4 siung bawang putih
- 6 butir kemiri, disangrai
- 1 1/2 sendok teh ketumbar, disangrai
- 2 cm lengkuas
- 2 cm kunyit
- 6 butir ebi

Directions:
- Panaskan minyak. Tumis bumbu halus bersama seri, daun jeruk, dan daun salam sampai harum. Masukkan tomat. Aduk sampai layu.
- Masukkan tetelan, kaldu, dan santan. Didihkan.
- Tambahkan buncis, wortel, labu siam,dan rebung.Bumbui gula dan garam. Rebus sampai matang dan bumbu meresap.

Almond Kaastengels


Ingredients:
- 200 gram sagu, disangrai 10 menit di atas api kecil (jadi 120 gram)
- 40 gram mentega
- 40 gram margarin
- 100 gram tepung gula
- 1/2 butir telur
- 3 sendok makan susu evaporated
- 1/2 sendok teh esens butter
- 15 gram wijen hitam, sangrai
- 1/2 sendok teh moka pasta
- 15 gram wijen putih
- 25 gram chocolate chips
- 50 gram dark chocolate cooking, dilelehkan

Directions:
- Kocok margarin, mentega, dan tepung gula selama 30 detik.
- Tambahkan telur. Kocok rata.
- Masukkan sagu. Aduk rata. Masukkan susu evaporated dan esen butter. Aduk rata.
- Bagi adonan menjadi 2 bagian. Adonan 1 ditambahkan moka pasta dan wijen putih. Aduk rata. Adonan ke 2 ditambahkan wijen hitam. Aduk rata.
- Masukkan ke dalam kantong segitiga setengah adonan moka dan setengah lagi adonan putih.
- Semprotkan melingkar di atas loyang yang dioles margarin. Tambahkan chocolate chips di ujung lingkaran. Oven 30 menit dengan suhu 140 derajat Celsius.
- Setelah dingin, kue bisa disemprotkan dark cooking chocolate cair.

Kue Kering Keju Isi Coklat Keju


Ingredients:
100 gram margarin
100 gram mentega
60 gram tepung gula
1 butir telur
1/2 sendok teh garam
240 gram tepung terigu
30 gram susu bubuk
30 gram maizena
100 gram keju cheddar, diparut
25 gram keju cheddar, diparut untuk taburan

Bahan isi:
75 gram mentega putih
30 gram tepung gula
50 gram susu bubuk
1 sendok teh cokelat bubuk
75 gram keju cheddar, diparut

Bahan olesan (campur jadi satu):
2 kuning telur
1/2 sendok teh madu
1/2 sendok teh susu evaporated

Directions:
- Kocok mentega, margarin, dan tepung gula 1 menit. Masukkan telur sambil dikocok rata.
- Tambahkan tepung terigu, maizena, garam, dan susu bubuk sambil diayak dan diaduk rata.
- Masukkan keju parut. Aduk sampai menyebar.

Isi:
Kocok mentega putih bersama tepung gula sampai lembut betul. Masukkan susu bubuk dan cokelat bubuk sambil diayak dan diaduk rata. Tambahkan keju parut. Aduk rata.

- Ambil 8 gram adonan. Isi dengan adonan isi. Bentuk bulat.
- Tata di atas cetakan yang dioles margarin.
- Oven 30 menit dengan suhu 140 derjat Celsius. Keluarkan kue. Oleskan campuran olesan. Taburkan keju parut.
- Oven kembali 15 menit sampai matang.

Muffin Jagung


Ingredients:
- ¼ bh bawang bombai, cincang halus
- 2 siung bawang putih, cincang halus
- 1 klg cream corn atau jagung kaleng krim
- 2 lbr daging asap, potong-potong
- ½ sdt garam
- ½ sdt gula pasir
- ¼ sdt merica bubuk
- 1 btr telur, kocok lepas
- 30 gr mentega, lelehkan
- 150 ml susu cair
- 200 gr tepung terigu
- 1 sdm baking powder
- 30 gr keju cheddar, parut kasar

Directions:
1. Aduk bawang bombai, bawang putih, cream corn, daging asap, garam, gula pasir, dan merica.
2. Dalam wadah lain, aduk telur, mentega leleh, dan susu. Masukkan tepung terigu dan baking powder yang sudah diayak rata sambil diaduk perlahan.
3. Masukkan campuran jagung, aduk perlahan.
4. Sendokkan adonan ke dalam cetakan muffin yang dilapisi cup kertas. Taburkan keju cheddar parut lalu panggang dalam oven selama 35 menit.

Siomay Bandung


Ingredients:
- 350 gram daging ayam, cincang
- 250 gram udang, cincang
- 100 gram tepung kanji
- 2 siung bawang putih, haluskan
- 1 sendok makan minyak wijen
- 1 sendok teh garam
- 1/2 sendok teh merica bubuk
- 1 butir telur, kocok

Bahan untuk kulit:
- 10 lembar kulit pangsit
- 6 buah tahu putih
- 5 buah kentang ukuran sedang
- 5 buah pare
- 5 lembar kol, tipiskan tulang daunnya
- 5 buah timun

Sambal saus kacang:
- 100 gram kacang tanah, sangrai
- 50 gram kemiri, sangrai
- 2 siung bawang putih, goreng
- 2 buah cabai merah, kukus
- 1 sendok makan cuka
- 1/2 sendok makan garam
- 2 sendok makan gula pasir
- 100 cc air matang

Directions:
- Bahan dasar: campur semua menjadi satu, aduk hingga rata, lalu bagi menjadi 6 bagian.
- Siomai: isi tiap kulit pangsit dengan adonan bahan dasar, lalu bentuk seperti mangkuk dan mekarkan tepinya, sisihkan.
- Tahu: potong masing-masing jadi 2 buah segitiga, lalu tiap segitiga dibelah jadi 2, keruk salah satu sisinya, isi dengan adonan bahan dasar, sisihkan.
- Kentang: potong masing-masing jadi 2, lalu keruk salah satu sisinya, isi dengan adonan bahan dasar, sisihkan.
- Pare dan timun: potong masing-masing jadi 4, lalu keruk bagian bijinya, isi dengan adonan bahan dasar, sisihkan.
- Kol: celupkan dalam air mendidih agar layu, lalu isi tiap lembar dengan adonan bahan dasar, lipat, gulung, sisihkan.
- Setelah semuanya siap, kukus sampai matang, angkat.
- Sambal saus kacang: haluskan kacang tanah, kemiri, bawang putih, dan cabai merah, lalu tambahkan cuka, garam, gula, dan air, aduk rata.

Biasanya siomai bandung disajikan bersama-sama dengan sambal saus kacang, saus tomat, kecap manis, dan jeruk limau.

Sroto


Ingredients:
Sroto:
- 1500 cc air
- 1 sendok teh garam
- 2 lembar daun salam
- 1 cm lengkuas
- 1/2 ekor ayam
- 3 sendok makan minyak sayur
- 1 sendok teh merica, sangrai
- 5 siung bawang putih
- 5 buah kemiri
- 150 gram taoge, bersihkan
- 75 gram soun, rendam air hangat, tiriskan
- 2 butir telur, rebus, kupas, potong-potong
- 2 sendok makan kacang tanah, sangrai
- 75 gram keripik kentang
- 2 sendok makan bawang merah goreng
- 1 batang daun bawang, iris halus
- 1 batang seledri, iris halus

Sambal:
- 15 buah cabai rawit, rebus, haluskan
- 2 sendok makan kacang tanah, sangrai, haluskan
- 2 sendok makan kecap manis
- 1 sendok makan air jeruk nipis

Directions:
- Sroto: didihkan air, garam, daun salam, dan lengkuas, lalu masukkan ayam, aduk rata, masak hingga ayam lunak, angkat, tiriskan, simpan kaldu ayamnya.
- Goreng ayam dalam minyak yang panas dan banyak hingga kecoklatan dan kering, angkat, tiriskan, lalu ambil dagingnya, suwir-suwir, sisihkan.
- Haluskan merica, bawang putih, dan kemiri, lalu sisihkan.
- Panaskan minyak sayur, lalu masukkan bumbu yang telah dihaluskan, tumis hingga harum dan matang, angkat.
- Masukkan tumisan ke dalam kaldu ayam tadi, aduk rata, lalu masak di atas api kecil hingga mendidih, angkat.
- Letakkan ayam suwir dalam mangkuk, lalu tambahkan taoge, soun, dan telur.
- Siram dengan kuah, lalu taburi dengan kacang tanah, keripik kentang, bawang merah goreng, daun bawang, dan seledri di atasnya.
- Sambal: campur semua bahan, aduk hingga rata, sisihkan.

Biasanya sroto disajikan bersama-sama dengan sambal.

Urap-urap


Ingredients:
Sayuran:
- 125 gram kacang panjang, potong ukuran 5 cm
- 125 gram taoge, cuci
- 4 buah wortel, potong seperti korek api
- 125 gram rebung, potong seperti korek api
- 1/2 buah kol, potong-potong

Bumbu:
- 225 gram kelapa parut
- 2 siung bawang putih, haluskan
- 1/4 sendok teh kencur
- 2 lembar daun jeruk purut
- 3 buah cabai merah, haluskan
- 30 gram gula merah
- 1 sendok teh garam
- 2 sendok makan air jeruk nipis
- 1/2 sendok teh terasi matang

Directions:
- Sayuran: rebus tiap bahan secara terpisah hingga cukup lunak, angkat, tiriskan, lalu sisihkan.
- Bumbu: campur semua bahan, aduk hingga rata, lalu kukus selama 10 menit hingga matang, angkat.
- Letakkan semua sayuran tadi di atas piring saji, lalu taburi dengan bumbu di atasnya, sajikan.

Tahu Tek


Ingredients:
- 2 buah tahu putih
- 1 buah kentang ukuran sedang
- 50 gr tempe
- 50 gr tauge
- 1 butir telur
- 1 sdm bawang goreng

Bumbu halus :
- 50 gr kacang tanah goreng
- 1.5 sdm petis
- 1 buah cabe merah, iris dulu
- 5 buah cabe rawit merah, iris dulu
- 2 sdm kecap manis
- 1/2 sdt garam
- 2 siung bawang putih

Directions:
- Tahu: potong dadu, goreng 1/2 matang, sisihkan
- Kentang: potong dadu, goreng matang, sisihkan
- Tempe: potong dadu, goreng 1/2 matang, sisihkan
- Tauge: kukus layu, sisihkan
- Telur: rebus, belah dua, sisihkan
- Bumbu: haluskan
- Penyajian pada piring: tata tahu putih, kentang, tempe, tauge, siram dengan bumbu halus, taburi bawang goreng.

Tahu Berontak


Ingredients:
- 10 buah tahu berkulit ukuran 3x3 cm, atau tahu putih digoreng dulu
- 100 gr tauge
- 1 buah wortel, rajang
- 1 sdt merica bubuk
- 3 siung bawang putih, iris
- 2 siung bawang merah, iris
- garam secukupnya
- 3 sdm minyak sayur untuk menumis
- minyak sayur untuk menggoreng

Bahan Kulit (campur jadi satu) :
- 50 gr tepung terigu
- 2 sdm tepung beras
- 50 ml air
- garam secukupnya

Directions:
- Tumis bawang merah dan bawang putih sampe harum
- Masukkan tauge, wortel, garam, dan merica, aduk sampe layu
- Angkat, dinginkan
- Belah tahu, jangan sampe putus
- Keruk sebagian isinya, campur kerukan dengan adonan isi
- Ambil 1 sdm adonan isi, masukkan ke dalam isi tahu
- Siapkan minyak goreng
- Celupkan tahu pada bahan kulit, goreng kekuningan dengan api sedang
- Angkat, tiriskan, sajikan

Tempe Bakar


Ingredients:
- 250 gr tempe
- olive oil
- 100 ml air

Bumbu halus:
- 3 siung bawang putih
- 3 siung bawang merah
- 1 sdm ketumbar
- garam secukupnya

Directions:
- Potong2 tempe, kerat2 permukaannya agar bumbu meresap
- Seduh bumbu dengan air
- Aduk tempe dengan bumbu, biarkan 15 menit atau lebih
- Ulas tempe dengan olive oil
- Panaskan oven 425F
- Siapkan loyang, ulas dengan olive oil
- Tata tempe, oven selama 15 menit, balik, oven kembali sampai kering permukaannya

Tuesday, August 7, 2007

Choose Not To Be Afraid

Keraguan, rasa tidak aman, dan ketakutan dalam bentuk apapun hanya akan menghambat kita dari menjalani rencana yang sudah Tuhan tetapkan untuk kita. The evil use those feelings to prevent us from doing all God wants us to do and keep us from receiving all He wants us to have. We can exchange our fear for faith as we choose to believe God’s Word.

God encourages His people by saying, "Fear not [there is nothing to fear], for I am with you; do not look around you in terror and be dismayed, for I am your God. I will strengthen and harden you to difficulties, yes, I will help you…."

Kadang kita merasa takut atau merasa tidak aman saat menghadapi situasi-situasi tertentu atau saat kita menghadapi berbagai perubahan dalam hidup kita. Kita mungkin merasa takut saat memasuki lingkungan pergaulan yang baru, memulai pekerjaan yang baru, memulai hubungan yang baru, pindah ke tempat tinggal yang baru, dll... Kita bertanya-tanya apakah kita mampu, apakah kita sudah benar-benar siap, apa yang nanti akan terjadi, bagaimana jika aku kehilangan pekerjaan, bagaimana jika aku sakit atau orang yang aku sayangi meninggalkanku, dll... The list is endless

Semua orang pernah merasa takut, termasuk aku. Kadang aku takut pada hal-hal yang mungkin bagi sebagian orang lain itu biasa saja, dan mungkin juga terjadi sebaliknya. Merasa takut itu wajar, tapi yang penting adalah apa yang kita lakukan setelah itu sebagai respon, apa yang kita pilih? Kita bisa memilih untuk tetap membiarkan diri kita dikuasai rasa takut, atau memilih untuk memegang janjiNya dan mempercayaiNya (bahwa Dia bersama kita, di pihak kita, dan tidak pernah meninggalkan kita).

Apapun ketakutan yang kita hadapi, terlepas dari apakah ketakutan itu nyata atau hanya bayangan kita, Dia ingin menggantikannya dengan iman kepadaNya dan damai sejahtera.

Dia ingin kita hidup berkelimpahan, sementara iblis ingin mencuri sukacita dan berkatNya dari kita. Dia ingin kita menikmati dan bersyukur atas hidup kita, sementara iblis ingin kita selalu merasa kurang, tidak puas, iri, dan membanding-bandingkan kondisi kita dengan orang lain. Dia ingin kita bebas dan menjadi maksimal, sementara iblis ingin kita dikuasai oleh hal-hal yang menghambat kita untuk mencapai potensi kita sepenuhnya dan untuk menjadi yang terbaik. Respon kitalah yang menentukan apakah kita akan menjalani kehidupan sesuai rancanganNya atau tidak.  

Kadang... kita sering tidak sadar kalau kita sudah membiarkan diri kita dikuasai ketakutan, sampai ada orang lain yang mengatakan hal itu kepada kita dan memberi dorongan semangat pada kita. God not only with us Himself, He also put certain people around us to encourage and guard us... and we should be grateful for that... It's so beautiful... Thanx God...

Inspired from Joyce Meyer's Magazine

Thursday, August 2, 2007

Chocolate Fudge Cake


Description:
PMS adalah Pre-menstrual Syndroms, kelompok gejala yang dialami perempuan menjelang menstruasi. Biasanya, PMS terjadi dalam bentuk gangguan emosional maupun fisik. Seperti merasa sedih tanpa sebab, panik atau cemas, bad mood, malas beraktivitas, tidak tertarik pada hal-hal yang biasa diminati, selera makan meningkat, rasa nyeri pada payudara, kembung, kram perut, jerawat, sakit kepala & migren, nyeri sendi dan sakit pinggang.

Ketidaknyamanan akibat PMS ini bisa diredam dengan mengonsumsi beberapa bahan pangan yang mengandung karbohidrat kompleks (tepung gandum, beras merah), kalsium (sayuran hijau, susu kedelai, susu), asam lemak omega-3, magnesium (berfungsi untuk memperbaiki mood), asam folat.

Saat PMS melanda, manjakan diri Anda dengan sepotong cake cokelat. Dessert cokelat ini mengandung vitamin B5 (asam folat), kalsium, magnesium, dan karbohidrat kompleks yang sangat berperan membantu meringankan gejala PMS. Selain itu - cokelat bubuk - salah satu materi pembuat cake ini, mengandung antioksidan yang sangat tinggi dan bersifat menenangkan.

Ingredients:
- 100 g dark cooking chocolate, cincang
- 50 g cocoa (cokelat bubuk)
- 200 g brown sugar
- 125 ml susu kedelai, panaskan
- 2 kuning telur
- 2 sdm almond bubuk
- 50 g tepung gandum (wholemeal)
- 4 putih telur, kocok sampai terbentuk busa lembut

Directions:
- Panaskan oven sampai suhu 180 C. Olesi loyang bundar berdiameter 20 cm dengan sedikit mentega.
- Campur cokelat cincang, cokelat bubuk, dan brown sugar. Tuangi susu kedelai panas. Aduk sampai cokelat meleleh dan lembut.
- Tambahkan kuning telur, aduk rata. Masukkan almon yang telah dihaluskan dan tepung terigu
- Masukan putih telur kocok ke dalam adonan cokelat, aduk perlahan hingga rata.
- Tuangkan adonan ke dalam loyang, ratakan. Panggang selama 40 menit sampai cake matang. Angkat. Setelah dingin, keluarkan cake dari loyang, potong-potong.

Oats Cookies


Description:
Banyak orang yang merasa tidak nyaman jika harus mencoret snack atau camilan dari daftar belanja. Tentu saja! Snack akan sangat dibutuhkan sebagai ‘teman’ bekerja, nonton tv, mengobrol, atau bersantai di waktu luang. Namun hati-hati, jika kita salah memilih camilan, bisa-bisa kita terlibat masalah kolesterol dan gangguan kesehatan lainnya.

Camilan ideal sebaiknya memenuhi beberapa kriteria, antara lain; rendah lemak/kolesterol, memiliki kandungan gula alami, tinggi serat, dan tentu saja enak di mulut. Semua syarat tersebut ada pada Oats Cookies berikut ini.

Oats, bahan utama pembuat cookies ini diketahui mengandung serat terlarut yang disebut beta-glucan. Serat ini berupa lendir dalam pencernaan yang bertugas mengikat lemak dan kolesterol Oats juga mengandung zat antioksidan yaitu tocotrienols (semacam vitamin E), ferulic acid, dan caffeic acid. Tentu Anda inginkan, tetap ngemil namun tidak bertambah gemuk dan sehat!

Ingredients:
- 150 g tepung terigu
- 50 g rolled oats atau quick cooking oats
- ½ sdt soda kue
- 200 mentega rendah lemak
- 100 g gula halus
- 75 g gula palem
- 2 butir telur
- 100 g walnut, sangrai, cincang kasar
- 30 g kismis, cincang kasar

Directions:
- Panaskan oven hingga mencapai suhu 160 ºC. Siapkan loyang datar untuk kue kering. Campur tepung terigu, oats, dan soda kue. Aduk rata. Sisihkan.
- Kocok mentega sampai lembut. Masukkan gula halus dan gula palem sambil terus dikocok. Tambahkan telur satu persatu. Kocok hingga rata.
- Masukkan tepung terigu-oats sedikit demi sedikit sambil aduk dengan spatula. Tambahkan kacang mete dan kismis. Aduk rata.
- Ambil ½ - 1 sdm adonan, taruh di atas loyang. Pipihkan sedikit dengan punggung sendok. Lakukan sampai adonan habis.
- Panggang dalam oven panas selama 20 menit sampai kukis matang. Angkat dan keluarkan dari loyang.

Tips Dapur:
- Kue kering yang terbuat dari oats akan mudah melempem. Agar kue tetap renyah, masukkan kue dalam wadah bertutup rapat, lalu simpan dalam lemari es pada rak bagian tengah (chiller).
- Kismis bisa diganti dengan buah kering lain, seperti aprikot, sultana, prune cincang. Sedangkan walnut bisa diganti kacang mete, pecan, atau almond.

Wednesday, August 1, 2007

Ten Rules to Live and Love By - Oprah

Seeing your partner through the lens of love rather than fear automatically elevates the relationship to a higher plane. When you can get quiet and note when you are projecting fear, you can make the adjustment to see through a different filter. So often we feel indignant or incensed, but upon closer inspection we will find that we are really afraid. Once we assume our partner's core goodness rather than focusing on their "guilt," they will be more free to show us their best, which accelerates the process of shifting our perspective from one of blame and anxiety to one of acceptance and peace.
 
Being willing to forgive yourself and your partner, and to make amends when necessary is an ongoing process of cleanup. We all make mistakes; it's human. But when we hold fast to a grudge it eats away at our sense of peace and serenity. If you aren't willing to forgive, you might ask yourself what habit of ego you're attached to. Do you want to continue life with unresolved issues hanging over you?

When we take a stand and refuse to let go of something, we can always find evidence to justify it. Or we can try to make peace. Instead of blaming or making excuses, we can clean things up and move forward. This is not an excuse for staying in a dysfunctional situation, but an opportunity to see innocence. Once we do that, we gain—or give—freedom to move out of a "stuck" place.
 
Relaxing when times get tough; assuming that "this too shall pass" allows you to roll with the punches. If you know things will inevitably arise to challenge you, you can be more detached when they do. Problems become worse when we dig in our heels and try to force a solution. By relaxing into whatever struggle arises, we remain flexible and open to inspiration and insight.

Even if you have a hard time letting go, you can at least observe yourself taking things very seriously, which in itself helps to detach you from the experience of anxiety. Whatever is happening now won't be happening a year from now, so just keep breathing through the situation and see if you can take things a little less seriously.
 
Seeing in the dynamic of the relationship the reflection of what you need to learn helps bring you back to what is important. Sometimes we get lost in the chatter of day-to-day patterns and lose sight of the soul's mandate to bring us closer to realizing our Oneness. The best way to see where we need to work on things is to observe who we are and what we do within the context of a relationship. Any time you recognize your impulse to create distance rather than intimacy, you can make the adjustment and get back on track.

This relationship, as with all relationships, is part of a curriculum to evolve into our highest potential. We come to know ourselves by how we interact with our partner, and by so doing we come to know Spirit.
 
When you don't know how to handle a problem, pray and meditate, surrendering the decisions to Spirit

Praying and meditating aligns your limited energy with that which is all-powerful. Of course we don’t have all the answers, but by consigning our limitations to our Higher Power, our burden is lifted. We need to be accountable for our words and actions and be willing to work through where we are stuck. We need to stay present and forgive. Beyond that, our creative power is fueled by Spirit. By praying, we ask for help and guidance; by meditating we clear our minds so that the answer will become apparent. By moving aside, we create an opening for God to work miracles in ways we could never imagine.
 
Honoring your partner's path and allow them the space to find their own way sends a clear message of respect. People need to work things out in their own manner and in their own time. If you try to help where help is not requested, you are signaling your lack of belief in your partner. If you back off and assume someone is strong and intelligent, strength and intelligence are what they will likely find.

Although we are all on this path of realization and expansion together, each of us is unique in our lessons to be learned; the way you do something might be totally different than how someone else needs to process a situation. Rest assured that Spirit is at work in all of our lives, and give yourself a rest from overseeing your partner's personal business.
 
Keeping up your personal growth work means you will keep your mind sharp and your awareness keen. Read, study, and attend lectures; don't rest on the laurels of what you think you already know. The moment we think we have it all figured out is the moment things will come crashing down around us. Arrogance leaves no room for intimacy or growth, and is certainly not part of a spiritual curriculum. When you immerse yourself in learning, you will always have new skills and interests to apply to a relationship, and thus the relationship will always feel fresh and relevant.
 
Following the path of your own creativity keeps you attuned to that which moves and inspires you. As you indulge your creative side, you become less dependent on your partner to feel whole. Creative energy is the force that breaks new ground. To sustain love, we need to continually fuel whatever inspires us on the deepest level. Also, creativity balances out the egoic and intellectual side of life; it teaches us to play and have fun. When we engage our passions, we radiate passionate energy and thus maintain the interest of our partner as well as having your own sense of fulfillment.
 
Staying present keeps us in the moment which is where life is. Life does not exist in future predictions or past grievances; all we have for sure is right here and right now. Every moment teaches us something, and if we are busily trying to change or control something we miss the grace intended for us.

By allowing the sacred mystery to unfold without trying to tamper with it, we can move through anything with much more ease and simplicity. As we cease resisting, any so-called negative situation or emotion will have the space to work out. And by the same token, when we are completely alert and aware in any given moment, we are open to the subtle miracles happening all around us. By staying present, we will see our partner for who they are; we will hear clearly their communication and respond to it astutely.
 
Being grateful for what you have zeros in on what is working, which in turn magnetizes more of the same. Where you put your focus is where you direct your creative intention; so if you want abundance, be grateful for the vitality you have now. If you want a soulful relationship, be grateful for the soulful moments. Gratitude is like a seed you plant; it grows more as it is watered and nourished. Show your partner what you appreciate in them and let them know that they have a positive effect in your life. The acknowledgement of good will call forth more of the same.
 
Sumber: oprah

Roti Isi Ragout

Description:
Simple tapi enak...

Ingredients:
- mentega secukupnya untuk menumis
- roti tawar
- wortel, potong dadu
- bawang bombay, potong dadu
- daging ayam giling secukupnya
- gula, garam, merica, pala secukupnya
- 1 sendok tepung kanji, campurkan dengan 6 sendok air

Directions:
- tumis bawang bombay dengan mentega
- masukkan potongan wortel dan daging ayam, aduk-aduk
- tambahkan gula, garam, merica dan pala
- tambahkan air sedikiiit saja
- masukkan larutan tepung kanji dan air
- aduk-aduk sampai adonan isi agak kental
- oleskan adonan isi ke dalam setangkup roti
- panggang roti isi sampai matang sesuai selera

Nasi Ebi Jamur


Description:
Jika Anda suka rasa nasi yang sedikit gurih dan sedikit manis, cobalah nasi yang dipadu dengan jamur dan ebi ini. Tambahan kecap manis dan asin memberi rasa spesial pada nasi ini. Sementara jamur shitake segar memberi aroma unik yang menggiurkan.

Ingredients:
- 250 g beras pulen, cuci
- 75 g jamur shitake segar, iris tipis
- 2 buah jamur kuping, iris kasar
- 1 sdm ebi yang bagus, rendam hingga mengembang
- 2 siung bawang putih, cincang halus
- 2 sdm kecap Jepang
- 1 sdm kecap manis
- 400 ml kaldu ayam/sapi
- 1/2 sdt merica bubuk
- 1 sdt garam

Directions:
- Taruh semua bahan dalam panci rice cooker.
- Masak hingga nasi matang. Buka tutup rice cooker, aduk-aduk agar tidak berkerak di bagian bawah (terutama karena bumbu).
- Biarkan beberapa saat. Sajikan hangat dengan tumis sayuran atau salad sayuran.