Tuesday, January 27, 2009

Homeschooling: Sekolah Terbaik?

(translated 'n modified from Bo Sanchez's Homeschooling Academy Site)

"Kalau anak homeschooling, bukannya itu akan membatasi lingkungan pergaulannya?"
"Kalau nanti anak jadi abnormal bagaimana?"
"Homechooling terlalu over protektif, anak perlu belajar menghadapi dunia yang keras."
...dan mungkin masih banyak lagi kekuatiran orang tua saat mereka mendengar tentang homeschooling.

Akhir-akhir ini, anak yang mengikuti homeschooling di seluruh dunia semakin banyak dibanding sebelumnya. Dan pengujian yang sering dilakukan membuktikan bahwa prestasi akademis rata-rata anak-anak homeschooling mengungguli rata-rata prestasi anak-anak yang mengikuti sekolah seperti pada umumnya. Kenapa? Ini kebenaran yang telah tersembunyi selama ini dari Anda dan hampir semua orang tua pada umumnya: Homeschooling adalah sistem pendidikan terbaik di dunia! Homeschooling mengungguli sekolah swasta yang paling eksklusif dan mahal.

Tidak percaya?

Pasti Anda mengetahui beberapa dari "anak-anak" homeschooling ini:
- Albert Einstein
- Leonardo Da Vinci
- Claude Monet
- Wolfgang Amadeus Mozart
- Douglas MacArthur
- Thomas Jefferson
- Abraham Lincoln
- Franklin Delano Roosevelt
- Theodore Roosevelt
- George Washington
- Woodrow Wilson
- Blaise Pascal
- Winston Churchill
- Hans Christian Andersen
- Agatha Christie
- Charles Dickens
- Mark Twain
- Daniel Webster
- Chales Chaplin
- Florence Nightingale
- Sally Ride
- Albert Schweitzer
- CS Lewis
- Alexander Graham Bell
- Thomas Edison
- Orville and Wilbur Wright
- Joan of Arc

Bagaimana homeschooling bisa menghasilkan orang-orang dengan prestasi mendunia seperti mereka? Karena prinsip-prinsip utama yang ada dalam mendidik anak Anda sendiri. Inilah prinsip-prinsip utama sistem pendidikan terbaik yang akan mengubah kehidupan anak Anda (dan juga Anda sendiri) secara drastis:

#1 MENGIKUTI PASSION ANAK ANDA
 
Salah satu kata pertama yang diucapkan anak saya adalah "kuda". Dia mengatakannya bersamaan dengan kata "mama". Saat dia balita, dia suka memainkan kuda mainan plastik, menunggangi kuda mainan dari kayu, dan mengamati gambar-gambar berbagai jenis kuda. Jadi kami memberinya buku-buku tentang uda. Dia membacanya semua dan masih terus mencari informasi. Bersama-sama, kami belajar tentang evolusi kuda, perlengkapan yang dibutuhkan untuk menungang kuda, dan lain-lain. Kami juga membelikan dia buku mewarnai dengan banyak gambar kuda. Pada usia 3 tahun, dia sudah mengendarai kuda sungguhan sendiri! Hari ini, dia bermimpi ingin menjadi pemilik peternakan yang mempunyai 10 ekor kuda sebagai bisnis, dia akan memungut bayaran dari setiap anak yang ingin menunggang kudanya. Peternakannya juga mempunyai sebuah rumah makan, dengan dekorasi hutan buatan, binatang-binatang dari robot, dan danau buatan dengan perahu.

Hanya karena passion-nya akan kuda, dia sudah belajar: banyak membaca, seni (mewarnai gambar), biologi (anatomi tubuh kuda), sejarah dan budaya, pengalaman nyata, bahkan bisnis! Ya, dia mempelajari semua itu hanya karena dia menyukai kuda! Tidak ada pemaksaan, tidak ada intimidasi, tidak ada stress! semua itu karena kita mengikuti passion-nya, dia suka belajar!

Apa passion anak Anda? Mungkin masih belum terlalu jelas pada awalnya, tapi paling tidak ada unsur sejarah, ilmu pengetahuan, matematika, dan juga seni di dalamnya.

Apakah anak Anda suka membaca komik? Dukung dia, lakukan riset bersama-sama tentang para pengarang komik, illustrator, dan perusahaan penerbit komik. Daftarkan dia di kelas menggambar, usulkan padanya untuk menyewakan komik-komiknya, lewat internet dia juga bisa mengetahui komik apa yang sedang laku dengan harga mahal, dan dia bisa menjualnya, dia sudah belajar matematika untuk bisnis kecilnya itu.

Waktu anak saya berusia 4 tahun, kita mulai bermain game "cashflow for kids", dimana para pembeli membeli real estate dan berinvestasi dalam saham. Kami menemukan bahwa selain pengetahuan tentang keuangan, anak saya juga belajar tentang matematika secara mental. Kami menyarankan buku-buku seperti biografi, sejarah dari kota tertentu, hasil interview dengan para ahli di bidangnya, atau buku-buku khusus yang menarik bagi anak Anda.

Ini tidak bisa terjadi di sekolah umum, ada topik-topik yang sudah diprogram untuk dibahas setiap minggunya, dan seluruh kelas harus mempelajarinya. Tidak heran jika mereka bosan. Bukan karena mereka bodoh, tapi karena itu bukan passion mereka. Dalam homeschooling, Anda bisa menggunakan apapun yang sedang disukainya untuk mempelajari berbagai mata pelajaran. Karena saat dia sedang tertarik dengan sesuatu, Anda hanya tinggal mengikutinya, dan dia akan melaju dengan cepat!

#2 MENGIKUTI GAYA BELAJAR ANAK ANDA

Anak Anda jenius. Anda hanya perlu mengetahui jenius yang seperti apa.

Saat anak saya, Benne berusia 5 tahun, dia bermasalah dengan latihan matematikanya. Butuh waktu lama untuk menunggu dia menuliskan jawabannya. Benne gampang bosan, dan dia sering melamun di tengah-tengah mengerjakan latihannya. Dia kadang bahkan sempat membuat satu film di otaknya (kami tahu karna kami mendengar dia berbisik, "Bang bang bang!", "Shoooshh..."). Ini seringkali terjadi dan istri saya menjadi fustasi. Setelah ini terjadi beberapa lama, istri saya mulai bertanya-tanya apakah matematika adalah kelemahannya? Apakah Benne benar-benar membenci matematika?

Lalu suatu kali dia mendapat ide. Dia mengambil buku latihan Benne dan menanyakannya secara verbal, dia membuatnya seperti game. Benne akan berdiri di ujung ruangan dan dia akan maju selangkah setiap kali dia menjawab dengan benar. Dan tebak apa yang terjadi? Benne menyukainya! Paling tidak ada masa dalam pertumbuhan Benne dimana matematika secara verbal (oral) dan mental jauh lebih dapat dicerna dibanding matematika secara tertulis.

Apakah sekarang Anda melihat bahwa penyesuaian seperti itu hanya dapat dilakukan dalam homeschooling?

Inilah yang biasanya terjadi di sekolah-sekolah umum: saat seorang murid mempunyai perestasi yang bagus, mereka akan menunjuk diri sendiri dan berbanga, "Sekolah kami mempunyai sistem pendidikan yang bagus..." Tapi saat seorang murid gagal, sekolah menuding anak itu dan berkata, "Ada yang salah dengan anak Anda." Okay, mungkin mereka tidak mengatakannya secara langsung, tapi saat seorang anak gagal (bosan, malas, tidak aktif, susah bekerja sama), itu selalu diartikan sebagai kesalahan anak.

Ingatlah hal ini, jika anak tidak mau belajar, itu 99% bukan kesalahan anak. Mungkin orang tuanya yang tidak menggunakan cara belajar spesifik yang tepat untuk anak mereka. Jadi, ubah cara mengajar Anda. Anda hanya perlu menemukan cara anak Anda memproses informasi dalam dirinya, dan menyesuaikan cara mengajar Anda. Beberapa anak memang terstruktur dan suka diarahkan secara detail. Sementara anak lainnya suka melakukan hal-hal mereka sendiri. Beberapa lebih mudah belajar dalam situasi atau lingkungan tertentu, dan mungkin pada waktu tertentu dalam 1 hari, lakukan penyesuaian yang tepat. Ini lebih baik daripada berteriak, memarahi, dan memaksa anak untuk mengikuti cara mengajar kita. 

#3 MENGIKUTI KECEPATAN BELAJAR ANAK ANDA PER MATA PELAJARAN
 
Sebuah kelas di sekolah umum yang berisi 40 anak hanya mempunyai 1 kecepatan belajar yang sama, dan biasanya sedang-sedang, tidak terlalu cepat tapi juga tidak terlalu lambat. Kadang kecepatan belajar itu terlalu lambat bagi anak Anda, dan akibatnya dia bosan. Saya tahu beberapa anak yang gagal di sekolah, bukan karena mereka bodoh, tapi justru sebaliknya, kepintaran dan atau kecepatan belajar mereka di atas rata-rata, karena itu mereka bosan dengan kelas. Dengan beberapa anak lain, kecepatan rata-rata itu mungkin terlalu cepat, dan anak Anda tertinggal di belakang.

Ini yang perlu Anda pikirkan. Anak Anda mempunyai kecepatan belajar yang berbeda per mata pelajaran. Mungkin anak Anda lebih cepat mempelajari bahasa Inggris dibanding matematika. Dalam homeschooling, Anda bisa menyesuaikan diri dengan kecepatan belajarnya untuk setiap pelajaran. Jika Anda melihat dia bosan, biasanya itu karena dia sudah mengetahui bahannya, cobalah lebih cepat dan memperkenalkan topik yang baru.

Saya percaya bahwa selama ini kita terlalu meremehkan anak-anak kita. Jika Anda mengikuti kecepatan belajar mereka, mungkin saja Anda akan terkejut melihat betapa cepat perkembangannya.     

#4 JANGAN MENGGUNAKAN RASA TAKUT DAN HUKUMAN SEBAGAI MOTIVASI BELAJAR
   
Saya sangat sering mendengar orang tua maupun para guru mengutuk atau memberikan tekanan yang tidak seharusnya pada anak mereka sendiri. Kita berteriak pada anak-anak kita, memaksa mereka, mengintimidasi mereka, membuat mereka ketakutan, semua itu hanya supaya mereka melakukan apa yang kita mau mereka lakukan.

Ingatlah ini, saat dimana guru berteriak dengan marah, saat itulah pembelajaran yang sesungguhnya berhenti. Anda bisa menggunakan teriakan dengan marah untuk hal-hal darurat, tapi Anda tidak bisa menggunakannya dalam pendidikan. Pembelajaran yang sesungguhnya berarti bersenang-senang, dan belajar itu memang seharusnya terasa menyenangkan karena itu memuaskan rasa ingin tahu. Jika itu tidak terasa menyenangkan, lakukan sesuatu!

Saat belajar terasa menyenangkan bagi anak Anda, dia akan belajar dengan cepat dan bersemangat. Tapi saat dia dipaksa untuk belajar, dia akan melaju dengan pelan, dengan banyak akal untuk menundanya. ini bukan berarti Anda membiarkan dia tidak belajar terus menerus,  Anda tetap bisa menggunakan alasan atau membujuk untuk meyakinkan anak Anda agar dia membaca buku tertentu yang dia tidak suka. Hanya saja bukan dengan teriakan kemarahan, intimidasi, atau ancaman hukuman.

Kelas-kelas dalam sekolah umum sudah pasti tidak bisa fleksibel. Saat seorang murid tidak belajar, sistem pendidikan harus terus berjalan. Hal ini dapat dimengerti, karena ada 40 anak dalam 1 kelas.

#5 MENGGUNAKAN UJIAN DAN PERINGKAT BUKAN SEBAGAI ALAT UNTUK MEMBERI LABEL DAN MENEROR ANAK ANDA

Sekolah-sekolah umum sangat ahli menciptakan soal-soal ujian. Tapi apakah mereka bisa menciptakan pembelajar-pembelajar yang baik, pemikir-pemikir yang kritis, dan anak-anak yang mempunyai passion?

Seringkali ujian-ujian dan tes menciptakan rasa takut pada anak-anak. Karena hasil tes itu akan digunakan untuk memberi label kepada mereka dengan istilah peringkat. Pembelajaran yang sesungguhnya tidak dapat terjadi jika ada rasa takut. Anak-anak, di bawah tekanan tertentu, mengingat berbagai hal. Dan saat hasil tes dijadikan peringkat, mereka diberi label, dikategorikan, dan diberi merk. Sebenarnya itu semua untuk apa?

Kenapa tidak memberi mereka sejumlah pertanyaan, dan jika mereka membuat kesalahan, ajarkan mereka jawaban yang benar pada saat itu juga? Kenapa mereka harus diberi nilai 0 karena mereka tidak mengetahui jawaban yang benar? Saya menduga ada banyak orang dewasa saat ini yang tidak atau kurang pro aktif dalam hidup mereka karena mereka takut membuat kesalahan (ini yang mereka pelajari di sekolah). Padahal kesalahan itu penting! Jika Anda meneliti, orang-orang yang paling sukses di dunia adalah orang-orang yang paling banyak membuat kesalahan. Jadi untuk menggantikan tes-tes itu, apa yang harus kita lakukan?

Kenapa tidak meminta anak-anak kita untuk bercerita? Hanya pada saat mereka bercerita (baik secara tertulis maupun verbal) -tentang ilmu pengetahuan, sejarah, budaya, agama- pada saat yang sama Anda bisa menanamkan rasa cinta terhadap pengetahuan, bukan rasa takut terhadap kegagalan ataupun keinginan yang sia-sia akan nilai atau peringkat yang tinggi.

Libatkan mereka dalam percakapan, ajukan pertanyaan-prertanyaan, berbicaralah lebih banyak. Kaakan pada anak Anda dalam hal apa dia pandai, tunjukkan hal-hal dimana mereka bisa untuk menjadi lebih baik, dan yang terpenting, nikmati percakapan itu. Di sinilah pembelajaran yang sesungguhnya terjadi.

Homeschooling bukan tentang mengubah lokasi atau tempat belajar dari gedung sekolah ke rumah, juga bukan mengubah "guru yang menakutkan" dan menjadi "orang tua yang menakutkan". Homeschooling adalah perubahan paradigma tentang pendidikan secara total. Homeschooling adalah perubahan radikal cara berpikir kita tentang bagaimana pembelajaran yang sesungguhnya bagi anak.

#6 PUPUK KEGEMARAN MEMBACA

Anda ingin anak Anda belajar atas niatnya sendiri, karena dia menyukai pengetahuan. Ya, setiap anak sebenarnya mempunyai rasa lapar untuk terus belajar. Anda hanya perlu memahaminya, mewujudkan niat itu, dan melihat dia "menaklukkan dunia". Namun belajar dengan niat dari diri sendiri akan terwujud dengan lebih mudah jika anak Anda juga mengembangkan rasa suka membaca.

Beberapa anak mungkin baru bisa membaca pada usia yang sedikit terlambat. Tapi jangan kuatir, dalam beberapa tahun, anak-anak yang mengikuti homeschooling dapat mengejar keterlambatan itu dengan cukup cepat dan bahkan bisa melampaui kemampuan membaca anak-anak di sekolah umum. Anda bisa memulainya dengan membacakan buku-buku tentang hal yang menarik atau sedang disukai oleh mereka. Temukan hal apa yang sedang menarik perhatian mereka.

Saat anak Anda belum bisa membaca, sediakan waktu setiap hari dimana Anda membacakan buku untuk mereka. Lakukan sedikit akting dan drama jika perlu untuk membuat isi buku itu lebih hidup. Biarkan anak Anda tertawa dan menikmati saat-saat itu. Minimalkan waktu mereka untuk menonton TV dan bermain games di komputer (kami memberikan anak-anak waktu untuk menonton TV dan bermain games di setiap akhir pekan saja) agar anak Anda punya waktu lebih banyak untuk membaca setiap hari. Membaca dan menikmatinya adalah hal yang sangat penting dalam pembelajaran. Saya sedih melihat banyaknya PR yang dibawa anak-anak sekolah pulang ke rumah yang membuat mereka menjadi tertekan.

#7 MENJADIKAN HAL-HAL DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI SEBAGAI KELAS ANAK ANDA

Yakinlah pada anak Anda. Dia belajar bagaimana untuk tersenyum, merangkak, berjalan, berlari, berpakaian, dan mengerti dunianya sebelum dia mulai bersekolah. Karena setiap anak suka belajar, itu alamiah bagi mereka sama seperti bernafas. Anak-anak belajar sama seperti orang dwasa belajar, berdasarkan ketertarikan dan rasa ingin tau mereka. Jadi mengapa mengajar mereka dengan cara yang berbeda? Pada dasarnya Anda hanya perlu menyediakan lingkungan serta sumber daya yang dibutuhkan untuk pembelajaran mereka. Lagipula, pembelajaran yang sesungguhnya dan kehidupan sehari-hari tidak bisa dipisahkan.

Ada 3 hal dimana Anda bisa menggunakan kejadian hidup sehari-hari sebagai kelas Anda:

1. Libatkan Anak Anda dalam Dunia Anda sebagai Orang Dewasa
Biasanya, anak Anda akan tertarik dengan hal-hal yang membuat Anda tertarik. Jadi kapanpun jika itu memungkinkan, biarkan mereka terlibat dalam dunia Anda. Biarkan mereka mengamati, membantu Anda, atau melakukan hal-hal untuk Anda... ya, walaupun mungkin itu akan sedikit mengganggu Anda dan memperlambat kerja Anda sesekali. Contohnya, matematika bisa dipelajari lewat menunjukkan buku keuangan keluarga dan menceritakan kepadanya bagaimana uang diperoleh, disimpan, dan dibelanjakan. Jika Anda melakukan bisnis dan anak Anda tertarik dengan bisnis, Anda bisa mendorongnya untuk memulai bisnis kecil-kecilan dan mengaplikasikan matematika. Jika anak Anda tahu bahwa dia bisa membeli mainan favoritnya dari hasil keuntungan bisnisnya, dia akan bersemangat!

2. Lakukan Proyek yang Nyata Bersama-sama
Apakah Anda bahagia jika Anda melakukan sesuatu yang sia-sia setiap hari? Itulah sekolah umum di mata anak-anak. Orang dewasa saja tidak suka jika melakukan sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan kehidupan nyata. Jadi kenapa kita meminta anak-anak kita untuk melakukannya dan memarahi mereka jika mereka bosan?

Ini contohnya proyek nyata yang saya sebutkan: untuk hal-hal mekanik, biarkan anak Anda membantu Anda untuk membangun atau memperbaiki sesuatu di rumah. Hal-hal yang benar-benar dibutuhkan dan berguna dalam kehidupan. untuk anak-anak yang menyukai musik, siapkan konser mini mereka saat keluarga besar berkumpul bersama... buat kartu undangan yang kreatif, buatlah kue atau masakan bersama, latihlah anak Anda membuat pidato pembukaannya, dan menyiapkan kostum yang akan dipakainya. Dalam 1 peristiwa saja, anak Anda sudah belajar tentang seni, musik, dan pidato. Dan yang terpenting, Anda membangun karakter serta kepercayaan dirinya.

Dan daripada hanya mendengarkan teori atau himbauan tentang orang-orang miskin atau sukarelawan yang terjun ke pedesaan, ajaklah mereka untuk pergi mengunjungi anak-anak yatim piatu di Panti Asuhan, atau mengikuti acara bakti sosial bersama-sama. Pada akhir hari itu, pendidikan yang sesungguhnya bukanlah informasi, tapi transformasi. Itulah yang akan terjadi jika Anda menjadikan peristiwa hidup yang nyata sebagai kelas mereka.

3. Jangan Memenuhi Hari Anak Anda dengan Berbagai Program
Sediakan waktu yang cukup bagi anak Anda untuk bermain dan berimajinasi setiap hari. Jangan melakukan homeschooling secara berlebihan: merencanakan berbagai aktivitas, buku-buku latihan, proyek-proyek, lagu-lagu, dan setumpuk hal-hal yang harus dilakukan anak Anda dari pagi hingga malam. Hal ini tidak hanya merugikan tapi juga membuat anak Anda dan Anda sendiri stress.

Biarkan anak Anda menjadi dirinya sendiri... berpikir... membaca... berimajinasi... Karena imajinasi atau membayangkan sesuatu adalah caranya untuk belajar bagaimana dia bisa berinteraksi dengan dunia. Saat-saat seperti itu sangat penting untuk pembelajaran pribadi mereka. Anda akan melihat bagaimana dia mencoba memikirkan dan memahami hal-hal sendiri, bagaimana hal-hal bisa terjadi, dan bagaimana aplikasinya dalam kehidupan.

#8 JADIKAN PEKERJAAN DAN PELAYANAN SEBAGAI BAGIAN DARI PENDIDIKAN ANAK ANDA

Cara terbaik untuk belajar adalah dengan benar-benar melakukannya. "Pekerjaan" berarti kewajiban di rumah dan juga entrepreneurship. Saat Anda memberi anak Anda tanggung jawab atas beberapa pekerjaan rumah tangga dan bagian-bagian tertentu dari bisnis di rumah, Anda akan melihat dia tumbuh dan berkembang dengan cepat. Anda dan dia akan menyelesaikan masalah-masalah karakter dan kepribadian secara spontan, lebih baik daripada semua teriakan kemarahan, umpatan, omelan, dan hukuman yang Anda berikan. Dan jangan berikan uang sebagai imbalan karena dia melakukan beberapa pekerjaan rumah tangga, atau Anda akan memprogram mereka untuk menjadi karyawan. Mereka perlu membuat atau menjual sesuatu dalam bisnis untuk mendapatkan uang, dan dengan begini Anda memprogram mereka untuk menjadi pengusaha.

"Pelayanan" berarti membiarkan anak Anda secara teratur ikut melayani di panti asukan, panti jompo, atau bakti sosial. Dengan ini Anda akan melihat anak Anda bertumbuh dalam kasih, karakter, kebaikan, dan integritas. Kemampuan mereka untuk berempati, dan memiliki belas kasihan akan bertumbuh.

#9 BANGUN HUBUNGAN KELUARGA ANDA

Dalam homeschooling, Anda menghabiskan waktu setiap hari bersama anak Anda belajar, bermain games, membaca, dan hal-hal lainnya yang akan menciptakan kenangan yang tidak terlupakan. Ya, Anda akan mempunyai ikatan keluarga yang kuat. Jika Anda mempunyai anak lebih dari satu, ini juga akan mempererat ikatan antar saudara. Anak yang lebih tua akan mengajari adiknya. Dan karena mengajar juga adalah cara yang baik untuk belajar, maka semuanya diuntungkan.

Dalam sekejap saja, istri saya bisa membawa 2 anak kami pergi ke mana saja. Mereka bisa mengunjungi teman yang sakit, menghadiri pesta ulang tahun, kebun binatang, museum, atau menonton film.

"Lalu bagaimana dengan sosialisasi anak?"
Secara rata-rata, anak-anak yang mengenyam homeschooling dikenal lebih supel dan lebih percaya diri dibandingkan anak-anak lain. Kenapa ini bisa terjadi? Hal ini disebabkan karena: dalam homeschooling, anak-anak mendapatkan jenis sosialisasi yang benar. Karena Anda ingin anak Anda belajar tentang karakter, moral, dan etika dari Anda, bukan dari teman-teman sebayanya. 

Menurut saya, seringkali malah di sekolah-sekolah umum sekarang ini menawarkan anti-sosialisasi kepada anak-anak kita. Tanpa bermaksud untuk menjadikannya demikian, mereka mengekspose anak kita terhadap kejahatan atau sikap-sikap yang tidak seharusnya dari anak-anak lainnya: bullying, kenakalan, tekanan pergaulan, dan sebagainya. Anak-anak tidak membutuhkan tekanan seperti itu setiap hari agar mereka bisa bertumbuh menjadi anak-anak yang sehat dan positif.

Biarkan anak Anda bertumbuh di sebuah lingkungan dimana keberadaan dan kepercayaan dirinya dihargai. Sekali mereka memahaminya dan memilikinya dalam diri mereka, mereka akan sanggup menghadapi tantangan apapun.

Lalu apakah anak Anda butuh untuk berhubungan dengan anak-anak lain seusianya? Tentu saja, dia membutuhkan 2 atau 3 anak seusianya tapi tidak perlu sampai 40 anak. Mungkin dia bisa bermain dengan para sepupu, anak-anak teman-teman Anda dalam komunitas gereja atau anak-anak tetangga lainnya setiap hari. Temukan cara agar anak Anda bisa bermain dan bertanding dalam olahraga tertentu dengan anak-anak yang lain.

#10 BAGIKAN IMAN DAN NILAI-NILAI KEHIDUPAN ANDA SECARA PRIBADI DENGAN ANAK ANDA

Saat ini, banyak anak mempunyai iman yang dangkal serta nilai-nilai kehidupan yang lemah. Alasannya? Karena orang tua tidak lagi melakukan tanggung jawab spiritual mereka secara serius untuk memperkenalkan Tuhan kepada anak-anak mereka. Mereka malah menyerahkan tanggung jawab ini kepada sekolah. Tapi itu tidak berhasil! Bagaimana mungkin sekolah dapat melakukannya dengan ratusan bahkan mungkin ribuan anak di bawah pengawasan mereka?

Para orang tua, Andalah imam di rumah Anda dan salah satu peran Anda yang terpenting adalah membawa anak Anda untuk memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan Yesus. Tentu saja, seorang guru atau pendeta dapat melakukannya bagi anak Anda, tapi peran mereka hannyalah sebagai tambahan atau pendukung saja.

Iman dan nilai-nilai kehidupan tidak bisa hanya diajarkan. Homeschooling adalah konteks yang sempurna dimana mereka belajar dan terpengaruh oleh Anda (melihat dan mengalaminya secara nyata).

Jika semua hal di atas masih belum cukup untuk Anda, ada keuntungan-keuntungan lagi dari homeschooling:

- Anda melindungi anak Anda dari kejahatan
Saya mengenal beberapa orang tua yang mendidik anak dngan homeschooling karena alasan utama ini. Hadapi saja, kejahatan selalu mengintai mangsanya, apalagi anak-anak kita yang masih polos. Saya pernah betemu seorang anak berusia 5 tahun yang sudah berkata-kata kotor, mengatakan umpatan-umpatan yang tidak pantas. Tebak di mana dia belajar kata-kata itu... Saya juga pernah bertemu dengan seorang ayah yang stress karena ada teman sekelas anaknya yang menunjukkan pornografi kepada anaknya.

Saya juga pernah bertemu dengan seorang anak berusia 7 tahun yang selalu diejek oleh teman-temanya setiap hari, ada yang memanggilnya, "cacing", "nerd", atau kata-kata menghina lainnya. Dalam homeschooling, Anda melindungi anak-anak Anda dari pengaruh-pengaruh negatif yang tidak perlu.

- Anda menghemat banyak uang
Buka rahasia lagi jika biaya sekolah anak kita mahal. Kita membayar mahal untuk rasio 1 guru dibanding 40 murid. Dalam homeschooling, rasionya 1 guru dan 1 murid (Anda dan anak Anda). Anda dapat mengemat banyak uang dari biaya-biaya seperti: biaya pendaftaran, proyek sekolah, seragam sekolah, seragam pramuka, dan lain-lain. Anda bisa mengalokasikan jumlah uang itu untuk membeli buku-buku khusus sesuai bakat anak Anda atau yang disukainya, untuk perjalanan Anda dan anak Anda (dan belajar bersama-sama dari perjalanan atau kunjungan-kunjungan itu).

Anda juga bisa menggunakan uang itu untuk mengikuti training, karena jika Anda semakin pintar, maka semakin banyak hal yang bisa Anda ajarkan dan berikan kepada anak Anda. 

- Anda menghemat banyak waktu, dan Anda melindungi diri Anda dan juga anak Anda dari stress yang tidak perlu.     
Coba Anda bayangkan, jika anak Anda bersekolah umum, mereka harus bangun pagi-pagi sekali dan menghabiskan waktu 1 jam di jalan karena kemacetan? Dan apakah mereka harus melalui kemacetan yang sama ketika pulang sekolah? Dan saat mereka sampai di rumah, apakah mereka juga masih harus mengerjakan PR yang membutuhkan bimbingan Anda? (Tunggu, Anda membayar sekolah untuk mengajar anak Anda bukan? Kenapa sekarang Anda harus mengajari mereka setiap sore? Dan bahkan kadang memanggil guru privat untuk memberi pelajaran tambahan?) Bukankah ini tidak logis?

Dan apakah anak Anda juga stress karena kelebihan beban dan jadwal yang padat?
Dengan homeschooling, anak Anda tidak perlu menanggung stress yang berlebihan, kelas mereka hanya 3 - 4 jam sehari, dan tidak ada PR. Isn't that a great deal?

Pesan terakhir saya, anak Anda bergantung kepada Anda dalam setiap area kehidupannya: spiritual, intelektual, fisik, emosi, dan juga keuangan. Jangan alihkan tanggung jawab ini kepada pihak lain. Buatlah daftar pertanyaan, lakukan riset, bertanyalah kepada orang tua yang anaknya mengikuti homeschooling.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Homeschooling yang aku tau di Jakarta 'n Surabaya tu ada "Morning Star", cuman memang lumayan mahal seh... Tapi kualitasnya bagus. Anaknya koko rohaniku juga homeschooling di "Morning Star" soalnya. Di homeschooling emang yang berperan besar itu orang tuanya.

Metode homeschooling antar negara mungkin beda. Kak Seto juga anak-anaknya homeschooling. Tulisan di atas itu aku terjemahin dari tulisannya Bo Sanchez, orang Filipina. Ada beberapa paragraf yang ga aku terjemahin coz itu berhubungan ama aplikasi di negara dia 'n juga homeschooling punya dia. Coba tanya aja di Indonesia, kata istri koko rohaniku udah ada banyak siy...

Jadi mikir harusnya bisa lebih berkembang kalo ikutan homeschooling hehehe... secara kan dari kecil udah bisa diarahkan secara spesifik... daripada buang-buang uang, waktu, tenaga buat hal-hal yang nantinya ga kepake? Jadi inget dulu aku pas SMP paling males ikutan ekskul pramuka ama ekskul nari daerah... phew... what a waste... Aku ga bilang itu ga berguna yah, cuman itu waste buat aku coz aku ga ada interest ke sana. Mungkin kalo anaknya emang yang interest petualangan, suka kemping, daki gunung, tali temali, atau anak-anak yang suka nari daerah, itu bakal ngembangin mereka, but for me it's useless...

Yea well... aku juga pengennya ntar anakku homeschooling hihihihi...
Ada yang tertarik ama homeschooling juga? 

1 comment:

  1. nice! Hehehe...
    Kopi ah!! Ntar kalo aku punya anak, biar bisa baca lagi.

    ReplyDelete